Kementan Target Produksi Pangan Tumbuh 7% per Tahun, Begini Caranya

Kementan Target Produksi Pangan Tumbuh 7% per Tahun, Begini Caranya

Soraya Novika - detikFinance
Senin, 17 Feb 2020 15:53 WIB
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo Kabinet Kerja II
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Foto: Muhammad Ridho/detikcom)
Jakarta -

Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo mengatakan pihaknya tengah berupaya meningkatkan ekspor produk pertanian.

Syahrul menambahkan, hal ini dimaksudkan untuk memperbaiki neraca dagang yang selama ini tengah defisit.

"Kita akan upayakan koordinasi dengan para eksportir agar dapat memanfaatkan pasar ekspor alternatif, seperti ke India, Timur Tengah dan Rusia," ujar Syahrul dalam Rapat Kerja dengan Komisi IV DPR RI di Jakarta, Senin (17/2/2020).

Untuk mendukung upaya tersebut, Kementan juga tengah fokus meningkatkan sisi produksi pangan nasional. Upaya Kementerian Pertanian (Kementan) dalam menguatkan aktivitas produksi (on farm) maupun aktivitas pasca produksi (off farm) terus dilakukan dengan berbagai cara.

Diantaranya dengan mendorong pengusaha dan eksportir agar melipatgandakan lalu lintas ekspor pertanian menjadi tiga kali lipat.

Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kementan, Kuntoro Boga Andri mengatakan bahwa upaya tersebut merupakan langkah strategis dan program jangka panjang dalam meningkatkan sisi produksi hingga mencapai 7 persen pertahun.

Upaya ini sekaligus merealisasikan arahan Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo dalam mendorong roda ekonomi nasional.

"Gerakan ini merupakan bagian dari program jangka panjang yang diyakini memiliki dampak besar pada roda ekonomi nasional. Sebab, nantinya akan ada jutaan orang yang terlibat di sektor pertanian," ujar Kuntoro.

Selain itu, lanjut Kuntoro, gerakan tiga kali ekspor atau yang disebut Geratieks akan mempercepat jalanya laju ekspor komoditas pertanian menuju ekosistem pertanian yang modern.


Sebagai informasi, Geratieks adalah gerakan peningkatan ekspor pertanian yang digagas Mentan Syahrul untuk menyatukan kekuatan seluruh pemegang kepentingan pembangunan pertanian dari hulu sampai hilir. Gerakan ini diharapkan mampu meningkatkan ekspor komoditas pertanian dengan cara yang tidak biasa.

"Apalagi di dalamnya sudah menggunakan dan memanfaatkan teknologi, inovasi, IT, digitalisasi, riset, jejaring dan kerja sama yang kuat dengan semua pihak," katanya.

Sementara itu, berdasarkan catatan Badan Pusat Statistik (BPS), nilai ekspor pertanian Indonesia pada Desember 2019 saja, telah mengalami peningkatan sebesar 24,35 persen. Atau jika diangkakan ke dalam bentuk dolar, nilainya mencapai USD 370 juta.

Pada bagian ini, sektor perkebunan menjadi komoditas ekspor yang cukup tinggi dan menjadi andalan ekspor Indonesia, disamping beberapa komoditas horti dan peternakan bernilai tinggi seiring meningkatnya konsumsi dan perubahan gaya hidup masyarakat global.

Beberapa komoditas yang terus menunjukkan peningkatan beberapa waktu ini antara lain kelapa sawit, kakao, karet dan kopi. Selanjutnya ada juga komoditas peternakan, khususnya perunggasan dan sarang burung walet. Untuk produk hortikultura seperti sayur dan buah juga terus meningkat. Secara umum, kontribusi sektor pertanian dalam eksport non-migas mengalami peningkatan signifikan.

Pada 2018, kontribusi eksport sektor pertanian mencapai 2,11 persen dari total eksport non-migas senilai kurang lebih 500 triliun. Namun pada tahun 2019, angka ini meningkat menjadi 2,34 persen atau setara dengan 550 triliun.

Jika Gratieks dapat berkontribusi penuh pada 2024, maka potensi ekspor Indonesia diperkirakan mencapai Rp. 1,800 triliun. Angka ini sama dengan atau equal 7,5 persen kontribusi sektor pertanian terhadap total eksport non-migas.

"Jika dilihat dari perkembangannya sampai hari ini kami optimistis bukan hanya memenuhi kebutuhan masyarakat Indonesia, tetapi memenuhi kebutuhan pangan Dunia. Terlebih Kementan terus berupaya menjadikan pertanian Indonesia maju, mandiri dan modern," tegasnya.


Hide Ads