Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan bahwa pembangunan Moda Raya Terpadu (MRT) fase II akan terintegrasi dengan semua mode transportasi umum yang ada di Jakarta.
Dia memastikan semua transportasi di Jakarta akan terintegrasi, mulai dari MRT, bus rapid transit (BRT) alias bus Transjakarta, hingga kereta ringan Lintas Rel Terpadu (LRT).
"Jadi fase 2 ini semua stasiun didesain untuk bisa terintegrasi dengan moda transportasi umum lain. Sekarang, semuanya sudah dirancang untuk terintegrasi. Dan ini akan dilakukan untuk seluruh pembangunan transportasi umum, MRT maupun BRT, maupun LRT sebagai satu kesatuan," ungkap Anies saat hadiri penandatanganan kontrak kerja paket MRT CP 201 di Stasiun Bundaran HI, Jakarta Pusat, Senin (17/2/2020).
Anies tidak ingin ada pembangunan yang tidak saling terintegrasi dengan pembangunan lainnya. Dia mencontohkan pembangunan jalur Transjakarta koridor 13 atau Transjakarta layang yang tak terintegrasi dengan jalur MRT Lebak Bulus-Bundaran HI.
Padahal kedua moda tersebut seharusnya bisa saling terintegrasi mengingat keduanya merupakan proyek milik Pemprov DKI Jakarta.
"Dengan begitu kita nanti tidak menemukan ada lagi masalah seperti yang pada bulan lalu kita sempat lakukan groundbreaking-nya, mengintegrasikan antara koridor 13 Transjakarta dengan stasiun MRT ASEAN fase 1 kemarin," kata Anies.
Anies memang sering menyinggung soal tidak terintegrasinya MRT Asean dengan Transjakarta koridor 13. Menurutnya penumpang yang ingin meneruskan perjalanan dari Transjakarta ke MRT harus berjalan cukup jauh.
"Kalau Koridor 13, naik itu, mau pindah ke MRT, gimana coba nanti? Jauhnya luar biasa. Stasiun MRT-nya di mana, lintasan TJ-nya di mana. Dua-duanya milik kita loh itu," kata Anies di Lapangan Monas, Jakarta Pusat, Sabtu (10/11/2018) silam.
Anies menyatakan bahwa ada kesalahan perencanaan transportasi di Jakarta, kok bisa?