Ekspor-Impor Dihantam Corona, Pengusaha Logistik Babak Belur

Ekspor-Impor Dihantam Corona, Pengusaha Logistik Babak Belur

Herdi Alif Al Hikam - detikFinance
Sabtu, 14 Mar 2020 08:15 WIB
Kesibukan Pelabuhan Tanjung Priok tak pernah berhenti berdenyut. Kegiatan bongkar muat barang menjadi pemandangan sehari-hari. Yuk kita lihat aktivitas bongkar muat di pelabuhan yang terletak di Jakarta Utara tersebut.
Ilustrasi/Foto: Agung Pambudhy
Jakarta -

Imbas virus corona makin merembet ke mana-mana. Virus ini telah membuat kegiatan ekspor-impor tersendat. Akhirnya, pengiriman logistik menurun.

Ketua Asosiasi Logistik Indonesia (ALI) Zaldy Masita mengatakan kegiatan impor dari China sebagai negara asal virus corona turun hingga 30%, padahal kegiatan perdagangan Indonesia dan Negeri Tirai Bambu cukup intens. Sementara itu, China juga mulai membatasi ekspor produk dari Indonesia.

"Sektor laut berkurang untuk impor sekitar 30%. Export ke China untuk produk perishable atau segar juga berkurang jauh karena China membatasi impor produk segar," ungkap Zaldy kepada detikcom, Jumat (13/3/2020).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Zaldy memperkirakan terjadi penurunan pendapatan. Untuk itu dia mengatakan Indonesia harus lebih aktif mencari pasar baru.

"Penurunan pendapatan sudah pasti, tapi belum ada datanya. Saya rasa kita harus mencari pasar-pasar baru yang lain," kata Zaldy.

ADVERTISEMENT

Sementara itu, Ketua Umum Pengusaha Pelayaran Niaga Nasional (Indonesia atau Indonesian National Shipowners' Association/INSA) Carmelita Hartoto mengatakan sektor pengiriman batu bara yang paling banyak ke China terdampak virus corona.

Khususnya, pada sektor transportasi laut penunjang pengiriman batu bara. Mulai dari tug & barge, floating crane, dump truck, dan stevedoring bongkar muat batu bara pada pelabuhan muat di Indonesia mengalami penurunan.

"Jumlah muatan export dan import terutama untuk tujuan China dan dari China, apalagi batu bara, berkurang drastis. Hal ini berdampak tidak langsung pada kegiatan penunjang. Untuk penunjang exports transhipment batu bara jadi turun," kata Carmelita ketika dihubungi detikcom.

Carmelita juga menyebut kebutuhan spare part untuk kapal pelayaran menjadi sulit. Dia menjelaskan selama ini, suku cadang banyak yang diimpor dari China.

"Kebutuhan barang-barang seperti spare part yang berasal dari China juga menjadi lebih lama prosesnya. Harganya juga lebih mahal," kata Carmelita.

Bukan cuma pengusaha logistik yang memanfaatkan sektor laut saja, sektor udara juga ikut terhantam dampak dari corona. Kok bisa?

Carmelita yang juga merupakan Wakil Ketua Kamar Dagang Industri (Kadin) bidang Perhubungan juga mengatakan kini industri penerbangan mengharapkan kenaikan wisatawan domestik. Pasalnya, kunjungan turis asing mengalami penurunan.

"Turis asing sekarang ini setop datang ke Indonesia. Kita mengharapkan untuk adanya domestik punya tourist yang bisa gantikan," kata Carmelita.

Tak heran apabila turis asing berkurang, frekuensi penerbangan internasional memang berkurang imbas virus corona. PT Angkasa Pura II (Persero) saja mencatat adanya penurunan lalu lintas (traffic) penerbangan Internasional di Bandara Soekarno-Hatta (Soetta) akibat adanya virus corona.

Direktur Utama Angkasa Pura II Muhammad Awaluddin menyebut hingga Januari-Februari 2020 tercatat pergerakan pesawat Internasional turun 4%, sedangkan penumpang Internasional turun 7%.

Ditambah lagi wisatawan domestik yang diharapkan mau berlibur dan naik pesawat pun mengurungkan niatnya. Padahal menurut Carmelita, kini sudah ada insentif diskon pesawat yang diberikan pemerintah, namun hal tersebut tak banyak membantu.

"Tapi ternyata turis Indonesia yang biasa senang menghampiri daerah-daerah baru seperti Labuan Bajo dan Tanjung Lesung juga terlihat berkurang. Padahal sudah ada insentif dari pemerintah untuk membantu, tiket terpantau turun," ungkap Carmelita.



Simak Video "Video WHO soal Ilmuwan China Temukan Virus Corona Baru Mirip Penyebab Covid-19"
[Gambas:Video 20detik]

Hide Ads