Sederet Persiapan yang Harus Dilakukan Jika RI Mau Lockdown

Sederet Persiapan yang Harus Dilakukan Jika RI Mau Lockdown

Herdi Alif Al Hikam - detikFinance
Kamis, 19 Mar 2020 12:51 WIB
Pemerintah memproyeksikan pertumbuhan ekonomi pada kuartal-I 2018 tumbuh 5,2%. Pertumbuhan itu didukung dengan capaian penerimaan pajak maupun nonpajak.
Ilustrasi/Foto: Agung Pambudhy
Jakarta -

Tagar #Indonesia_LockdownPlease sempat trending siang ini, Kamis (19/3/2020) di media sosial Twitter. Netizen makin khawatir dengan penyebaran pandemi virus corona, terlebih lagi hingga kini sudah ada 227 kasus positif corona.

Usulan melakukan isolasi wilayah alias lockdown memang menjadi perbincangan seiring dengan pandemi virus corona. Hal ini dinilai bisa menekan pencegahan virus corona.

Indonesia bisa saja melakukan lockdown, namun ada beberapa hal yang harus disiapkan. Ekonom Universitas Gadjah Mada (UGM) Muhammad Edhie Purnawan mengatakan paling utama, pemerintah harus memastikan pasokan kebutuhan dasar terpenuhi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Apabila lockdown mau dilakukan selama dua minggu, maka kebutuhan pokok tidak boleh langka di pasar. Baik di pasar tradisional maupun pasar ritel modern.

"Pastikan kebutuhan dasar masyarakat terpenuhi. Jadi misalnya, lockdown adalah dua minggu, maka pastikan kebutuhan dasar masyarakat selama dua minggu itu tersedia dan cukup dari hari ke hari tanpa ada kelangkaan di pasar, toko tradisional, toko modern, dan supermarket. Pemerintah harus segera bekerja sama dengan pengusaha secara maksimal," kata Edhi saat dihubungi detikcom, Selasa (17/3/2020).

ADVERTISEMENT

"Jangan asal lockdown tanpa persiapan yang cukup," tegasnya.

Edhie mencontohkan kasus lockdown di Filipina. Presiden Duterte bekerja sama dengan dua konglomerat besar negara tersebut, San Miguel Corporation dan Ayala Corporation untuk menyediakan makanan.

"Jika alat transportasi publik berhenti, berarti sebagian pasar juga akan berhenti, supply makanan lalu diambil alih oleh pemerintah beserta swasta besar yang ditunjuk untuk menggantikan," jelas Edhi.

Koordinasi dan kerja sama antara pemerintah dengan kalangan bisnis dan masyarakat secara masif harus dilakukan selama 24 jam sehari, 7 hari seminggu. Pemerintah juga harus mendorong kesiapan pada kalangan bisnis yang ditunjuk untuk menyiapkan pasokan bahan pokok dan logistik.

"Prasyarat harus disiapkan sebaik-baiknya terlebih dahulu dengan cepat oleh pemerintah dan swasta besar yang ditunjuk, atau oleh BUMN, dan oleh Pemda serta BUMD yang wilayahnya di-lockdown," ujar Edhie.

Namun, jika Indonesia belum mempertimbangkan opsi lockdown maka pemerintah harus dengan sangat segera bisa mendatangkan para ahli dan peralatan yang sangat memadai di segenap penjuru Indonesia untuk bisa mendeteksi, mengarantina, dan memutus rantai penyebaran virus corona.

"Harus sangat cepat. Kita berkejaran dengan waktu. Masyarakat harus dididik dengan cepat dan penuh kesigapan untuk mematuhi petunjuk pemerintah pusat secara mengikat, atau ada sanksi berat bagi yang tidak taat. Jangan sampai Indonesia menjadi seperti Italia di mana penularan begitu masif, sehingga tidak lagi bisa tertampung para penderita Covid-19, naudzubillah," pungkas Edhie.



Simak Video "Video WHO soal Ilmuwan China Temukan Virus Corona Baru Mirip Penyebab Covid-19"
[Gambas:Video 20detik]

Hide Ads