Pemerintah telah menerbitkan Rekomendasi Impor Produk Hortikultura (RIPH) atas 450.000 ton bawang putih. Ketua Perkumpulan Pelaku Usaha Bawang dan Sayuran Umbi Indonesia (Pusbarindo) Valentino mengungkapkan, saat terjadi kenaikan harga bawang putih dari China. Kenaikannya sekitar 18%, dari US$ 1.100/ton, menjadi US$ 1.300/ton.
"Kendalanya sekarang di China harganya melambung," ungkap Valentino kepada detikcom, Senin (30/3/2020).
Adapun penyebabnya karena di China belum memasuki masa panen bawang putih. Saat ini, bawang putih yang diekspor ke Indonesia berasal dari hasil panen Mei-Juni 2019.
"Panen setahun sekali, karena budidaya di China hanya sekali setahun. Kalau di Indonesia kan 4 bulan sudah panen, di sana 8 bulan panennya. Di sana musim tanamnya sekitar akhir September, awal Oktober. Panennya Mei-Juni. Sekarang belum panen. Artinya persediaan bawang putih di sana untuk konsumsi asalnya dari panen tahun lalu," jelas Valentino.
Terlebih saat ini permintaan akan bawang putih dari Indonesia meningkat begitu Kementerian Perdagangan (Kemendag) membebaskan persyaratan Surat Perizinan Impor (SPI) untuk mempercepat pemenuhan stok bawang putih dalam negeri.
"Mereka tahu di sini lagi dibebaskan SPI, akhirnya berbondong-bondong importir beli. Artinya, kalau lagi digelontorkan begini, demand kan naik. Ya harga naik. Dan penyimpanan juga nggak banyak," paparnya.
Ia menjelaskan, dengan posisi nilai tukar rupiah saat ini, harga beli bawang putih dari China sekitar Rp 21,45 juta/ton. Artinya, harga belinya sekitar Rp 21.450/kg. Namun, harga tersebut belum termasuk biaya pengiriman, dan lain-lain.
Simak Video "Video Mitos atau Fakta: Bawang Putih Bisa Obati Infeksi Telinga"
[Gambas:Video 20detik]