Bulog Mau Minta Tambahan Anggaran Rp 10 T Serap Beras Petani

Bulog Mau Minta Tambahan Anggaran Rp 10 T Serap Beras Petani

Vadhia Lidyana - detikFinance
Rabu, 15 Apr 2020 14:34 WIB
Gedung Bulog. dikhy sasra/ilustrasi/detikfoto
Gedung Bulog/Foto: Dikhy Sasra
Jakarta -

Harga beras di tingkat konsumen mengalami kenaikan tipis. Menurut Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional, harga beras medium rata-rata nasional hari ini berada di level Rp 11.750-12.000/kg. Sedangkan, beras premium atau super berada di level Rp 12.650-13.200/kg.

Sementara, harga eceran tertinggi (HET) untuk beras medium ialah Rp 9.450/kg, dan beras premium Rp 12.800/kg menurut Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) nomor 57 tahun 2017.

Harga beras yang di atas HET ini pun dibenarkan oleh Direktur Operasional dan Pelayanan Publik Perum Bulog Tri Wahyudi Saleh. Hal tersebut disebabkan harga beras di level penggilingan sudah berada di atas Harga Pembelian Pemerintah (HPP).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Padahal, pemerintah juga sudah menyesuaikan HPP berdasarkan Permendag nomor 24 tahun 2020. Namun, harga beras di penggilingan naik lagi di atas HPP.

"Ini Permendag 24 tahun 2020 yang baru terkait dengan perubahan harga, alhamdulillah meskipun tadinya Rp 3.700 sekarang Rp 4.200 untuk GKP. Kemudian GKG Rp 4.600 menjadi Rp 5.250, beras Rp 7.300 menjadi Rp 8.300. Harganya saat ini di atas itu semua. Ini membuat kesulitan buat kami," kata Tri dalam Webinar Keterjangkauan Beras Bagi Masyarakat Prasejahtera Selama Pandemi COVID-19 (CIPS), Rabu (15/4/2020).

ADVERTISEMENT

Klik halaman selanjutnya >>>

Tingginya harga beras tersebut menyebabkan Bulog harus mengeluarkan anggaran yang lebih besar ketika menyerap beras petani. Padahal, Bulog bermodalkan pinjaman bank dengan bunga komersial untuk melaksanakan tugas pemerintah yakni menyerap gabah dan beras petani tersebut.

"Kalau Bulog diminta menyerap gabah dan beras sebanyak-banyaknya dengan kredit komersial ke perbankan, ini cukup memberatkan juga. Tapi di sisi lain kita punya tugas untuk menyerap," jelas Tri.

Untuk itu, perusahaan pelat merah tersebut akan mengajukan tambahan anggaran penyerapan beras dan gabah petani. Apalagi, di saat panen raya ini Bulog ditargetkan menyerap beras dan gabah sebanyak-banyaknya.

"Jadi kami kira perlu ada stimulus khusus untuk tambahan anggaran untuk Bulog," imbuh dia.

Ia mengungkapkan, Bulog akan mengajukan tambahan anggaran Rp 10 triliun untuk menyerap 1 juta ton beras. Menurutnya, besaran tersebut masih terbilang kecil. Pasalnya, Badan Pusat Statistik (BPS) memprediksi panen beras di bulan April ini akan mencapai 9,2 juta ton, dan bulan Mei mencapai 6,7 juta ton.

"Kami sudah koordinasi dengan Menteri Pertanian untuk ajukan tambahan anggaran untuk membantu penyerapan itu hampir Rp 10 triliun. Itu nggak banyak, itu kalau untuk beras hanya dapat 1 juta ton," paparnya.



Simak Video "Video Puan Desak Kupas Tuntas Masalah Beras Oplosan"
[Gambas:Video 20detik]

Hide Ads