Kepala Badan Ketahanan Pangan (BKP) Kementerian Pertanian (Kementan) Agung Hendriadi membeberkan kondisi produksi dan konsumsi pangan terkini di tengah penyebaran virus Corona (COVID-19). Pihaknya mencatat terjadi peningkatan konsumsi di beberapa komoditas pangan terutama sayuran dan buah-buahan.
"Orang-orang sekarang mulai meningkatkan kualitas dan kuantitasnya, karena orang-orang ingin imunitas tinggi, ingin fit. Jadi kalau kita lihat pola konsumsi meningkat semua, baik di sayuran, buah-buahan, ayam, dan telur semua meningkat. Walaupun hotel restoran tutup, tapi masyarakat mulai memikirkan makanan sehat seperti apa," kata Agung dalam webinar pangan Badan Perlindungan Konsumen Nasional (BPKN), Kamis (14/5/2020).
Meski konsumsi meningkat dan ada tekanan virus Corona, ia memastikan stok pangan secara nasional surplus. Dalam hal ini, Kementan kembali meluruskan persoalan defisit pangan di beberapa daerah yang diungkapkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) beberapa waktu lalu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ini harus dicermati, sebetulnya data yang disampaikan Bapak Presiden itu data yang kita sampaikan. Secara nasional kebutuhan pangan kita itu cukup, tetapi ada memang ada provinsi yang surplus, ada yang defisit, ini wajar," tegas Agung.
Menurutnya, di negara kepulauan seperti Indonesia, defisit pangan di beberapa provinsi ini wajar. Apalagi, menurutnya Indonesia punya 8 zona iklim.
"Nggak ada di dalam satu negara semua provinsi surplus, nggak ada sebuah negara yang semua negara bagiannya surplus. Thailand katakanlah yang display daerahnya utara ke selatan itu hampir semuanya tidak antarpulau, dan peta transportasinya cukup bagus. Tapi tidak semua surplus," ujar Agung.
Ia mengatakan, meski ada provinsi yang mengalami defisit salah satu komoditas pangan, nantinya provinsi yang mengalami surplus mendistribusikan ke daerah tersebut.
"Yang penting di sini adalah bagaimana memperbaiki logistik distribusi kita. Logistik kita harus menjamin bahwa bagaimana barang dari provinsi surplus sampai ke provinsi yang defisit," pungkas dia.
Sebagai informasi, Jokowi mengatakan ada 7 provinsi yang defisit beras, lalu 11 provinsi defisit jagung, 23 provinsi defisit cabai besar, 19 provinsi defisit cabai rawit, 1 provinsi defisit bawang merah, dan 22 provinsi defisit telur ayam. Sementara gula defisit di 30 provinsi, dan bawang putih defisit di 31 provinsi.
Jokowi pun meminta agar dilakukan pendistribusian yang baik. Tujuannya untuk memenuhi kebutuhan pokok dari daerah yang surplus ke daerah yang defisit.
"Oleh sebab itu transportasi distribusi pangan antar provinsi, antar wilayah, antar pulau tidak boleh terganggu," tegasnya saat membuka rapat terbatas secara virtual, Selasa (28/4/2020).
(ara/ara)