Pemilik ritel butik terkenal Los Angeles Kitson, Fraser Ross telah membuka tiga tokonya. Bisnis ini satu dari banyaknya toko yang mengalami dampak dari kerusuhan yang telah menghancurkan Amerika Serikat (AS) dalam beberapa hari terakhir.
Setelah wabah virus Corona, sekarang penutupan bisnis meluas karena adanya protes nasional yang dipicu oleh kematian George Floyd. Banyak pemilik bisnis menghitung kerugian lebih besar karena kerusakan akibat vandalisme dan penjarahan.
"Itu lebih dahsyat. Dengan virus Corona, Anda bisa bekerja dengan vendor Anda. Kami sekarang berada pada tingkat di mana kami buka toko kami, dan kami harus mendapatkan penjagaan dengan senjata," kata Ross dilansir CNBC, Kamis (4/6/2020).
Ross memperkirakan tokonya memiliki kerugian US$ 400.000 akibat kerusakan. Dia telah memulai proses pengajuan klaim dengan asuransinya The Hartford Group. Menurut American Insurance Casualty Insurance Association, pemilik bisnis yang terkena dampak kerusuhan biasanya tercakup dalam kebijakan properti.
Namun, perusahaan asuransi mencatat bahwa setiap klaim berbeda dan akan dievaluasi berdasarkan serangkaian fakta dan ketentuan kebijakan perusahaan masing-masing.
Belum jelas apa kerugian nasional dari peristiwa ini. Namun menurut Lembaga Informasi Asuransi, kerusuhan yang terjadi setelah pemukulan polisi Rodney King pada tahun 1992 mengakibatkan US$ 775 juta kerugian akibat kerusakan, atau US$ 1,42 miliar hari ini.
Dalam situasi seperti ini para toko akan menghitung pendapatan yang hilang setelah penutupan selama virus Corona. Para perusahaan asuransi diharuskan untuk menjadi inovatif dalam mencari tahu bagaimana memberikan kompensasi kepada pemegang polis.
"Kita mungkin harus memperlakukannya seperti bisnis yang baru dibentuk untuk mengumpulkan ramalan yang masuk akal," kata Direktur Pelaksana Praktik Klaim Properti Marsh, Robert O'Brien.