Sri Mulyani menjelaskan, pelebaran defisit dikarenakan kebutuhan dana penanggulangan COVID-19 di tanah air yang terus bertambah. Dalam program PEN dibutuhkan sekitar Rp 677,2 triliun.
Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini mengaku akan melaksanakan APBN 2020 dengan hati-hati sesuai instruksi Presiden Joko Widodo (Jokowi) meskipun ada pelebaran defisit.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kenaikan defisit ini kita akan tetap jaga secara hati-hati sesuai instruksi presiden. Kami akan gunakan sumber pendanaan risiko kecil dan biaya paling rendah, termasuk sumber internal, penggunaan SAL, dana abadi pemerintah dan BLU, serta penarikan pinjaman program," ujarnya.
"Kemudian juga akan melakukan penerbitan SBN domestik dan global dan dukungan dari BI melalui kebijakan-kebijakan moneternya seperti penurunan GWM, dan BI sebagai stand by buyer di pasar perdana," tambahnya.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyoroti semakin lebarnya defisit atau tekor APBN yang kembali bertambah akibat program penanganan wabah COVID-19. Jokowi menyinggung sederet menteri di bidang ekonomi agar membuat perhitungan yang lebih tepat.
"Untuk itu, saya juga minta Menko Perekonomian, Menkeu, Menteri Bappenas melakukan kalkulasi lebih cermat, lebih detail, lebih matang terhadap berbagai risiko fiskal kita ke depan," tegas Jokowi.
Simak Video "Sri Mulyani: Defisit APBN Masih Terkendali"
[Gambas:Video 20detik]
(hek/ara)