Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Brebes, Yulia Hendrawati menerangkan, mahalnya harga bibit ini menyebabkan banyak petani bawang beralih ke komoditas lain seperti jagung. Seperti yang dialami petani di Kecamatan Ketanggungan, Brebes dan Larangan. Ini dialami oleh petani bawang skala kecil dan minim modal yang tidak mampu membeli bibit.
"Karena langka dan mahal, hukum dagang berlaku yakni harga naik jika. Jika harga naik, otomatis petani yang minim modal akan beralih tanam," tutur Yulia Hendrawati.
Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan, kata Yulia akan berupaya melakukan pendataan petani yang beralih komoditas. Dari pendataan itu, dinas akan tahu petani yang membutuhkan atau kekurangan bibit.
Pemkab akan berupaya membantu petani agar tetap menanam bawang merah. Beberapa cara yang muncul adalah alternatif mengimpor bibit untuk memenuhi kebutuhan petani.
"Jika dibutuhkan impor maka kami akan memberikan rekomendasi. Namun, rekomendasi itu harus berkoordinasi dengan semua stakeholder terkait. Sebab, dalam pelaksanaan tanamnya akan dipantau. Siapa yang menanam kemudian jika berhasil maka dimana akan dipasarkan," paparnya.
Dia menandaskan, karena bibit bawang dari impor, maka hasil panan tidak boleh dipasarkan di pasaran lokal. Bawang hasil panen harus dikirim ke luar daerah.
"Jangan sampai menghancurkan harga jual bawang lokal. Intinya, keputusan rekomendasi impor bibit atau tidak harus atas dasar koordinasi semua stakeholder," pungkasnya.
Simak Video "Rasakan Sensasi Wahana Ayunan yang Memacu Adrenalin di Kalibaya Park, Brebes"
[Gambas:Video 20detik]
(hns/hns)