Beberapa lembaga internasional tersebut seperti OECD yang mengoreksi dari 2,4% menjadi -6% sampai -7,6%, begitupun dengan World Bank menjadi -5,2%, sedangkan IMF menjadi -3%. Sri Mulyani yakin, proyeksi ini akan kembali direvisi pada Juli 2020.
Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini mengungkapkan pemerintah akan menerapkan beberapa strategi agar ekonomi Indonesia tidak merosot tajam akibat Corona. Adapun upaya yang dilakukan pemerintah dengan memberikan insentif yang ditujukan menjaga dan memulihkan sisi permintaan dan produksi, seperti konsumsi, investasi, serta ekspor. Ditambah lagi Bank Indonesia (BI) juga memberikan dukungan dari sisi moneter dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memberikan dukungan dari sisi keuangan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Oleh karena itu, Sri Mulyani bilang asumsi pertumbuhan ekonomi 4,5%-5,5% pada tahun 2021 akan didukung oleh konsumsi masyarakat, investasi, dan perdagangan internasional yang berangsur pulih usai dihantam COVID-19.
"Proses ini akan terus berlangsung dan dijaga hingga tahun 2021, sampai dunia berhasil menemukan pengobatan atau vaksin yang diharapkan akan dapat menyembuhkan dan mengendalikan secara penuh kehidupan masyarakat secara normal kembali," ungkapnya.
Simak Video " Video Respons Mendikdasmen soal Wacana Pembelajaran Pasar Modal ke Siswa SD"
[Gambas:Video 20detik]
(hek/ara)