Pemerintah memprediksi pertumbuhan ekonomi bisa saja minus tahun ini. Hal itu disebabkan oleh pandemi virus Corona alias COVID-19 yang belum diketahui kapan berakhirnya.
Ekonom menilai pertumbuhan ekonomi yang negatif memberikan dampak besar, khususnya bagi masyarakat karena bisa kehilangan pekerjaan.
Peneliti dari Indef, Bhima Yudhistira mengatakan dampak dari pertumbuhan ekonomi minus adalah terbatasnya lapangan kerja baru, sehingga berdampak pada tingkat pengangguran terbuka (TPT).
Baca juga: RI Bisa Masuk Jurang Resesi, Hati-hati! |
"Jika tingkat pengangguran tembus diatas 9% tahun ini, maka pencari kerja yang baru lulus kuliah akan bertarung dengan para korban PHK atau pengangguran," kata Bhima saat dihubungi detikcom, Jakarta, Senin (22/6/2020).
Dampak selanjutnya, dikatakan Bhima adalah angka ketimpangan pengeluaran yang makin melebar. Sebab jumlah masyarakat yang sulit mencari kerja meningkat ditambah jumlah pekerja yang dirumahkan.
"Tapi di sisi lain yang paling bertahan di tengah krisis adalah orang-orang kelas atas. Mereka terbiasa work from home, kemampuan tanggung biaya kesehatan lebih besar, dan masih bisa lakukan saving di bank. Kalau situasi ini dibiarkan maka dikhawatirkan akan terjadi social unrest atau konflik sosial yang sifatnya horizontal," jelasnya.