Program ini diharapkan dapat membangkitkan perekonomian setelah terpukul akibat COVID-19. Untuk melancarkan rencana tersebut membutuhkan dana Rp 1.400 triliun.
"Program ini diharapkan bisa jadi pengungkit dari perekonomian sehingga dengan infrastruktur mendorong perkotaan ini, urban development ini diharapkan juga ada tambahan Rp 1.400 triliun dana yang diperlukan," terang Airlangga.
Bukan tanpa alasan pemerintah tetap mendorong pembangunan infrastruktur di tengah pandemi. Hal itu dilakukan untuk memperbaiki permintaan (demand) terhadap komoditas yang selama ini terdampak seperti semen, baja, kabel dan masih banyak lagi.
"Sehingga demand terhadap semen, demand terhadap baja, demand terhadap kabel dan ini mempunyai multiplier efek kepada perekonomian nasional," imbuhnya.
(hns/hns)