Skytrain atau APMS (Automatic People Mover System) Bandara Soekarno-Hatta bakal sepenuhnya dioperasikan tanpa masinis. Sistem operasi yang mengusung teknologi CBTC (Communication-Based Train Control) tersebut mulai diujicobakan.
Proses uji coba disaksikan langsung oleh Deputi Bidang Teknologi Informasi, Energi, dan Material BPPT, Eniya Listiani Dewi didampingi Direktur Operasi I PT Len Industri (Persero), Linus Andor M Sijabat.
Sistem CBTC memungkinkan APMS KA layang (Skytrain) tersebut akan menjadi moda transportasi kereta full driverless (tanpa masinis) pertama di Indonesia yang dapat memberikan keamanan, kenyamanan, dan keandalan bagi para penumpang di bandara.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Eniya meninjau ruang OCC (Operation Control Center) untuk memantau uji ketahanan (endurance test) operasi driverless APMS KA layang yang sedang menjalankan empat train set KA layang secara otomatis dari terminal T1 ke terminal T3 dan sebaliknya secara looping terus menerus dan melihat peralatan trackside CBTC di ER (Equipment Room).
"Tim BPPT membantu audit dari sistem perkeretaapian di KA layang ini. Kita sudah melihat performa, sistem, dan seluruh aspek. Selama 14 bulan, kita cek dan kali ini kita sudah memastikan semua bergerak dengan baik," jelas Eniya seperti dikutip dari keterangan resmi, Selasa (21/7/2018).
Eniya berharap agar sistem ATO (Automatic Train Operation) dan ATP (Automatic Train Protection) Len bisa diterapkan di semua lintasan perkeretaapian. Ia juga berharap Indonesia bisa lebih maju karena semua sudah bisa di-handle oleh tenaga lokal di Indonesia.
Dalam kesempatan yang sama, Linus Andor menjelaskan, setelah audit ini mendapatkan rekomendasi dari BPPT, selanjutnya akan dilanjutkan sertifikasi dari Kementerian Perhubungan.
"APMS KA layang Bandara Soekarno Hatta akan menjadi moda kereta full driverless pertama di Indonesia yang memberikan keamanan, kenyamanan, dan keandalan bagi para penumpang di bandara," tutur dia.
Beroperasi sejak September 2017 (belum driverless), APMS KA layang digunakan oleh rata-rata 20.000-25.000 penumpang per hari di empat (4) terminal Bandara Internasional Soekarno Hatta. Kini, pengoperasian dan pemeliharaan Skytrain KA layang dilakukan oleh PT Len Industri.
PT Angkasa Pura II dalam membangun moda ini mempercayakan PT Len Industri untuk membangun seluruh fasilitas operasinya seperti sistem persinyalan CBTC (ATP, ATO, CBI, dan ATS), Sistem OCC (ruang kendali), sistem telekomunikasi, dan sistem kelistrikan (Power Substation, Power Rail 750 VDC), memasok sarana keretanya, dan menangani integrasi sistem prasarana jalan kereta, sarana kereta, dan fasilitas operasi.
(dna/dna)