Tentang Resesi 5 Negara di 3 Benua

Tentang Resesi 5 Negara di 3 Benua

Vadhia Lidyana - detikFinance
Jumat, 31 Jul 2020 15:45 WIB
Poster
Foto: Edi Wahyono

3. Hong Kong

Hong Kong resmi resesi selama setahun penuh, mengutip pemberitaan detikcom kemarin, Kamis (30/7/2020). Negara yang jadi hub Asia itu ekonominya mengkerut 9% di kuartal II-2020 (April-Juni) dibandingkan posisi setahun sebelumnya.

Ini merupakan keempat kalinya Hong Kong mencatat ekonomi minus. Artinya, sudah setahun penuh ekonomi Hong Kong tidak tumbuh.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tak hanya disebabkan oleh pandemi Corona, buruknya kondisi perekonomian Hong Kong ini diawali dari maraknya demo anti kebijakan pemerintah setahun lalu, diperburuk dengan adanya perang dagang AS-China.

4. Jerman

Sama dengan Hong Kong, kemarin Jerman mengumumkan resesi. Ekonomi Jerman pada kuartal II-2020 kembali mengalami kontraksi sebesar -10,1%. Laporan itu menandakan ekonomi Jerman masuk dalam jurang resesi.

ADVERTISEMENT

Penurunan ekonomi Jerman hingga -10,1% diakibatkan penurunan konsumsi rumah tangga, investasi bisnis dan ekspor. Semua itu merupakan dampak dari pandemi COVID-19. Pada kuartal I-2020 ekonomi Jerman juga sudah terkoreksi -2,2%.

"Ini adalah penurunan paling tajam sejak perhitungan PDB triwulanan untuk Jerman dimulai pada 1970," kata kantor statistik setempat.

Pada tahun itu, produk domestik bruto (PDB) Jerman turun 11,7% dari bulan April hingga Juni.

5. Amerika Serikat (AS)

Ekonomi AS mengalami kontraksi pada kuartal kedua dari April hingga Juni sebesar 32,9%. Biro Analisis Ekonomi mencatat ini adalah penurunan terburuk sepanjang sejarah.

Bisnis yang terhenti selama lockdown pada musim semi tahun ini membuat Amerika akhirnya terjerumus ke dalam resesi pertamanya dalam 11 tahun terakhir. Hanya dalam beberapa bulan, ekspansi ekonomi terpanjang dalam sejarah AS dalam lima tahun terakhir pun selesai sudah.

Resesi biasanya didefinisikan sebagai penurunan produk domestik bruto (PDB) atau pertumbuhan ekonomi dalam dua kuartal berturut-turut. Pada kuartal sebelumnya (Januari ke Maret), PDB AS minus 5%.

Kemudian, penurunan PDB kuartal kedua hampir empat kali lebih buruk daripada selama puncak krisis keuangan, ketika ekonomi mengalami kontraksi pada tingkat tahunan sebesar 8,4% pada kuartal keempat 2008.

Memang, jika dibandingkan secara kuartal sebelumnya, ekonomi sebenarnya tidak turun sampai 32%. Jika dibandingkan dengan kuartal I, PDB tercatat turun 9,5% di bulan April dan Juni, atau sebesar US$ 1,8 triliun.

Namun membandingkannya dengan cara apa pun, itu masih kuartal terburuk dalam catatan. AS sendiri baru mulai membuat catatan PDB triwulanan pada tahun 1947, sehingga sulit untuk membandingkan penurunan saat ini dengan depresi hebat yang mengatakan pada tahun 1932 ekonomi AS pernah mengalami kontraksi hingga 12,9%.



Simak Video "Video PBB Dukung AS-Iran Damai: Tapi Perdamaian Tak Bisa Dipaksakan"
[Gambas:Video 20detik]

(dna/dna)

Hide Ads