Disney melaporkan laba yang menurun pada kuartal dua tahun ini, meski sahamnya baru saja naik 5%. Kenaikan saham ini terjadi setelah CEO Bob Chapek mengumumkan layanan streaming baru pada Disney+.
Layanan itu akan memberikan pelanggan Disney+ akses eksklusif ke rilis beberapa film baru. Salah satunya film Mulan, yang telah berulang kali tertunda karena penutupan bioskop.
Disney sendiri terus merasakan dampak pandemi Corona, khususnya pada bisnis taman bermainnya. Melansir CNBC, pendapatan taman bermain Disney anjlok 85% dari tahun sebelumnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Chapek sendiri mengumumkan bahwa pelanggan Disney+ akan dapat menonton film aksi langsung "Mulan" yang banyak ditunggu-tunggu di platform seharga US$ 29,99 atau berkisar Rp 434 ribuan (dalam kurs Rp 14.500) di Amerika Serikat mulai 4 September.
Sementara pelanggan di Kanada, Australia, Selandia Baru dan beberapa bagian Eropa Barat juga bisa mendapatkan streaming film dengan harga yang sedikit bervariasi. Hal ini akan menjadi upaya pertama Disney untuk menjual konten di Disney+, dengan harga di atas langganan bulanan US$ 6,99 atau sekitar Rp 101 ribuan.
Chapek juga mengatakan bahwa Disney akan meluncurkan layanan streaming hiburan umum baru pada tahun 2021 di bawah merek Star, yang diperolehnya dari Fox. Layanan ini menampilkan konten yang sudah dimiliki Disney dari ABC Studios, Fox Television, FX, Freeform, 20th Century Studios dan Searchlight.
Layanan ini akan sepenuhnya terintegrasi ke dalam Disney+ dan didistribusikan di bawah merek Star.
Simak Video "Video: Cara Pemain Disney on Ice Cegah Wardrobe Malfunction Saat Tampil"
[Gambas:Video 20detik]