Balada Disney: Untung di Bisnis Streaming, Buntung di Taman Bermain

Balada Disney: Untung di Bisnis Streaming, Buntung di Taman Bermain

Herdi - detikFinance
Rabu, 05 Agu 2020 09:30 WIB
Disney Plus Hotstar
Foto: Adi Fida Rahman/detikINET
Jakarta -

Disney melaporkan laba yang menurun pada kuartal dua tahun ini, meski sahamnya baru saja naik 5%. Kenaikan saham ini terjadi setelah CEO Bob Chapek mengumumkan layanan streaming baru pada Disney+.

Layanan itu akan memberikan pelanggan Disney+ akses eksklusif ke rilis beberapa film baru. Salah satunya film Mulan, yang telah berulang kali tertunda karena penutupan bioskop.

Disney sendiri terus merasakan dampak pandemi Corona, khususnya pada bisnis taman bermainnya. Melansir CNBC, pendapatan taman bermain Disney anjlok 85% dari tahun sebelumnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Chapek sendiri mengumumkan bahwa pelanggan Disney+ akan dapat menonton film aksi langsung "Mulan" yang banyak ditunggu-tunggu di platform seharga US$ 29,99 atau berkisar Rp 434 ribuan (dalam kurs Rp 14.500) di Amerika Serikat mulai 4 September.

Sementara pelanggan di Kanada, Australia, Selandia Baru dan beberapa bagian Eropa Barat juga bisa mendapatkan streaming film dengan harga yang sedikit bervariasi. Hal ini akan menjadi upaya pertama Disney untuk menjual konten di Disney+, dengan harga di atas langganan bulanan US$ 6,99 atau sekitar Rp 101 ribuan.

ADVERTISEMENT

Chapek juga mengatakan bahwa Disney akan meluncurkan layanan streaming hiburan umum baru pada tahun 2021 di bawah merek Star, yang diperolehnya dari Fox. Layanan ini menampilkan konten yang sudah dimiliki Disney dari ABC Studios, Fox Television, FX, Freeform, 20th Century Studios dan Searchlight.

Layanan ini akan sepenuhnya terintegrasi ke dalam Disney+ dan didistribusikan di bawah merek Star.

Disney sendiri mengatakan sekarang memiliki 100 juta pelanggan berbayar di seluruh layanan streaming. Termasuk pada layanan Disney+, Hulu dan ESPN+. Lebih dari setengah dari langganan itu adalah untuk Disney+.

Pada hari Senin, Disney+ sendiri mencapai 60,5 juta pelanggan berbayar. Chapek mengatakan Disney+ mencapai tujuannya 60 juta hingga 90 juta pelanggan yang harusnya dicapai pada tahun 2024, namun menjadi empat tahun lebih awal.

Di sisi lain, taman bermain dan hiburan studio Disney paling menderita selama serangan Corona. Pandemi telah membuat banyak pembatasan perjalanan dan produksi.

Disney sendiri sudah bisa membuka kembali beberapa tamannya dengan kapasitas terbatas untuk menjaga keamanan pengunjung. Tetapi taman dan resor Disneyland di California terpaksa menunda pembukaannya pada bulan Juli karena meningkatnya jumlah kasus Corona.

CFO Christine McCarthy pun mengatakan pihaknya tidak melihat banyak harapan ke pendapatan perusahaan dari pembukaan kembali Walt Disney World di Orlando dan Florida.

Penghasilan untuk segmen taman bermain, pengalaman dan produk, yang meliputi kapal pesiar, resor dan barang dagangan, turun 85% menjadi di bawah US$ 1 miliar atau sekitar Rp 14,5 triliun selama kuartal tersebut.



Simak Video "Video: Cara Pemain Disney on Ice Cegah Wardrobe Malfunction Saat Tampil"
[Gambas:Video 20detik]

Hide Ads