Ekonomi RI Masih Terpusat di Jawa, Bagaimana dengan Daerah Lain?

Ekonomi RI Masih Terpusat di Jawa, Bagaimana dengan Daerah Lain?

Hendra Kusuma - detikFinance
Rabu, 05 Agu 2020 15:31 WIB
Pemerintah memproyeksikan pertumbuhan ekonomi pada kuartal-I 2018 tumbuh 5,2%. Pertumbuhan itu didukung dengan capaian penerimaan pajak maupun nonpajak.
Ilustrasi/Foto: Agung Pambudhy
Jakarta -

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat perekonomian Indonesia masih terpusat di Pulau Jawa yaitu dengan kontribusi sebesar 58,55% terhadap produk domestik bruto (PDB). Jika digabungkan dengan Pulau Sumatera, maka kontribusinya menjadi sekitar 80%.

Hal itu diungkapkan Kepala BPS Suhariyanto saat rilis pertumbuhan ekonomi kuartal II-2020 melalui video conference, Jakarta, Rabu (5/8/2020).

"Secara spasial Pulau Jawa dan Sumatera masih memberikan kontribusi terbesar di kuartal II-2020. Bisa dilihat sumbangan Jawa dan Sumatera 80,04%," kata dia.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Porsi kontribusi Pulau Jawa terhadap PDB sebesar 58,55%, disusul oleh Sumatera sebesar 21,49%, lalu ada Kalimantan sebesar 8,04%. Sementara Sulawesi sebesar 6,55%, Bali dan Nusa Tenggara sebesar 3,00%, terakhir Maluku dan Papua sebesar 2,37%.

Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II-2020 tercatat -5,32% dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2019. Sementara dibandingkan dengan kuartal I-2020 maka terkontraksi -4,19%. Dengan angka tersebut, maka secara kumulatif kuartal I dan kuartal II terkontraksi 1,26%.

ADVERTISEMENT

Jika dilihat secara spasial, Suhariyanto mengatakan hanya Maluku dan Papua yang ekonominya masih tumbuh positif, yakni sebesar 2,36%. Sementara yang lain negatif, seperti Jawa -6,69%, Sumatera -3,01%, Kalimantan -4,35%, Sulawesi -2,76%, Bali dan Nusa Tenggara -6,29%.

Pria yang akrab disapa Kecuk ini menjelaskan, perekonomian Maluku dan Papua yang masuk zona positif dikarenakan adanya aktivitas produksi tembaga, emas, dan LNG.

"Based tahun lalu provinsi ini negatif. Misalnya Papua di kuartal II-2019 negatif pada kuartal II-2020 ada peningkatan produksi bijih tembaga dan emas, sehingga pertumbuhan ekonominya tumbuh," ungkap dia.




(hek/ara)

Hide Ads