3. Indonesia
Pertumbuhan ekonomi Indonesia mengalami kontraksi di kuartal II-2020 hingga minus 5,32% dibandingkan periode yang sama pada tahun 2019 (yoy). Konsumsi rumah tangga menjadi pendorong utamanya karena juga mengalami kontraksi hingga 5,51%.
Institute for Development of Economics and Finance (Indef) memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia masih akan mengalami kontraksi di kuartal III-2020, artinya Indonesia jatuh ke jurang resesi. Pasalnya, daya beli masyarakat belum cukup terbantu dengan penyaluran program pemulihan ekonomi nasional (PEN) yang per akhir Juli lalu masih 19%.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami masih konsisten kuartal III-2020 tetap minus, kemungkinan di -1,7%. Jadi tetap kita akan menghadapi resesi. Apalagi kita melihat kuartal to kuartal itu sudah 3 kali negatif," kata Direktur Eksekutif Indef Tauhid Ahmad kepada detikcom, Rabu (5/8/2020).
Baca juga: Ini Alasan Filipina Jatuh ke Jurang Resesi |
Sementara itu, Direktur Riset Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Piter Abdullah mengungkapkan sebelumnya CORE sudah memproyeksi ekonomi Indonesia di kuartal II-2020 minus -4,5% hingga -5,5%. Namun angka ini masih lebih baik dibandingkan kontraksi yang dialami Singapura -41% dan Amerika Serikat (AS) -30%.
"Resesi di depan mata, tapi bukan sesuatu yang harus dikhawatirkan. Jadi tidak usah panik, kalau ekonomi kontraksi di tengah wabah itu hal yang biasa," kata dia.
Menurut Piter, kondisi ekonomi saat ini adalah sesuatu kenormalan baru di tengah kondisi wabah. "Semua negara mengalami ini, bisa resesi dan tidak aneh. Sekarang semua negara tertarik arus besar resesi yang melanda negara," jelasnya.
(dna/dna)