Cara Jokowi Cegah Resesi, Dorong Masyarakat Menengah Atas Shopping

Cara Jokowi Cegah Resesi, Dorong Masyarakat Menengah Atas Shopping

Danang Sugianto - detikFinance
Jumat, 07 Agu 2020 17:25 WIB
Poster
Foto: Edi Wahyono
Jakarta -

Terkontraksinya ekonomi Indonesia -5,32% di kuartal II-2020 merupakan tanda peringatan bagi pemerintah. Sebab jika di kuartal III-2020 ekonomi RI terkontraksi maka Indonesia resmi jatuh ke dalam jurang resesi.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) pun sudah memberikan wejangan khususnya kepada Komite Penanganan Pemulihan Ekonomi Nasional dan Penanganan COVID-19 terkait hal itu.

"Memang Bapak Presiden beberapa kali kami bertemu tidak bosan-bosan berikan arahan ke kami bahwa krisis kali ini dimulai dari krisis kesehatan. Itu sebabnya tema yang beliau berikan kepada Pak Erick dan Pak Airlangga adalah kesehatan pulih, ekonomi bangkit," kata Ketua Satgas Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) Budi Gunadi Sadikin dalam konferensi pers virtual, Jumat (7/8/2020).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berdasarkan arahan itu, komite tersebut akan mengutamakan perbaikan di bidang kesehatan. Sebab yang membuat ekonomi anjlok adalah wabah COVID-19 yang membuat masyarakat takut berbelanja, khususnya masyarakat golongan menengah ke atas.

"Hampir 60% dari ekonomi kita berasal dari consumer spending dari belanja masyarakat. Nah sekarang masyarakat tidak belanja. Bukan karena uangnya tidak ada, terutama yang golongan menengah ke atas, tapi karena mereka takut untuk berbelanja," tuturnya.

ADVERTISEMENT

Jokowi, lanjut Budi, berpesan agar menjaga daya beli masyarakat menengah ke atas. Sebab mereka masih memiliki daya beli namun mereka masih takut untuk berbelanja.

"Nah Presiden saat terakhir kami dipanggil tekankan bahwa harus benar-benar perhatikan golongan menengah ini. Mereka rasa khawatirnya tinggi. Ini harus diubah menjadi rasa aman sehingga mereka mau keluar rumah, melakukan kontak fisik, sehingga roda ekonomi berputar kembali," terangnya.

"Di mata kami, selama rasa aman ini belum terbentuk, selama rakyat kita belum mau kontak fisik keluar dari rumah maka selama itu pula roda ekonomi kita akan terhambat," tambah Budi.

Oleh karena itu pemerintah menerapkan New Normal dengan tetap mengedepankan penerapan protokol kesehatan. Diharapkan masyarakat golongan menengah atas sudah berani untuk kembali berbelanja.




(das/dna)

Hide Ads