Direktur Utama PT Sarinah (Persero) Fetty Kwartati mengatakan perombakan yang dilakukan terhadap Sarinah bukan ditujukan untuk bersaing dengan mal sekelas Grand Indonesia (GI) maupun Plaza Indonesia. Konsep yang diusung adalah community mall.
Lanjut dia, ada lima tahap yang dilakukan dalam transformasi Sarinah, yaitu konsep bisnis, branding dan communication strategy, produk dan tenant, kemudian bisnis digital, dan juga human capital.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Terkait konsep bisnis berfokus pada ritel, trading, digital, dan properti. Bicara soal ritel, Sarinah selama ini dikenal sebagai toserba atau departemen store. Pihaknya akan mengubahnya menjadi specialty store yang kekinian dengan menyediakan banyak produk fashion dan sepatu, kerajinan, kesehatan dan kecantikan, aksesoris dan tas, dan lain-lain.
"Yang kedua food and beverage. Food and beverage ini adalah konsep ritel yang sangat resilient, relatif lebih resilient dan ini yang sangat in line karena Sarinah atau Indonesia punya culinary culture, punya makanan nusantara yang begitu kaya, dan Sarinah sangat relevan sekali untuk mengembangkan food and beverage. Jadi nanti akan ada Sarinah coffee, liga chef, Sarinah food court, dan juga culinary culture center," jelasnya.
Pihaknya juga akan merambah turis-turis mancanegara melalui toko duty free (toko bebas pajak) yang produknya dibuat komplit, meliputi LTC, perfume and cosmetic, fashion, serta tentunya produk UMKM dan produk lokal.
Lalu yang berikutnya Sarinah akan mengusung trading house, di mana itu akan menjadi showcase (pameran) produk UMKM yang sudah terkurasi. Akan tersedia meeting hub antara mitra internasional dan UMKM sehingga Sarinah bisa menjadi agregator dan mempunyai big data untuk produk UMKM dan memasarkannya secara digital maupun offline.
Dan pihaknya membuka peluang kerja sama dengan Pusat Promosi Perdagangan Indonesia (Indonesian Trade Promotion Center/ITPC) dan embassy di luar negeri.
Kemudian ada cultural zone yang merupakan konsep baru di mana pihaknya akan memberikan edukasi mengenai kultur, meliputi ada food culture, art culture, dan juga experiences serta education.
Selanjutnya ada co-working space karena pihaknya menilai saat ini masyarakat bisa bekerja secara mobile di mana saja, sehingga Sarinah juga akan menyediakan area untuk keperluan tersebut.
"Nah properti tetap ada dalam bisnis Sarinah yaitu building management terhadap aset dari Sarinah dan juga ritel manajemen. Ini terkait dengan sinergi dari BUMN dan juga kementerian lain di mana Sarinah bisa menjadi operator untuk ritel di kawasan-kawasan tersebut," tambahnya.
Simak Video "Video: Kemendukbangga dan PTPN III Teken MoU Cegah Stunting "
[Gambas:Video 20detik]
(toy/eds)