Sederet Kritik Ekonom Tentang Kebijakan Pemerintah di Tengah COVID-19

Sederet Kritik Ekonom Tentang Kebijakan Pemerintah di Tengah COVID-19

Vadhia Lidyana - detikFinance
Selasa, 01 Sep 2020 09:15 WIB
Pandemi Corona membuat sejumlah negara masuk jurang resesi. Indonesia termasuk yang diprediksi menyusul negara-negara tetangga seperti, Singapura Malaysia hingga Thailand.
Foto: Rifkianto Nugroho

Tak jauh berbeda, Enny juga mengkritik dari sisi penyaluran anggaran. Menurutnya, realisasi anggaran PEN sangat krusial untuk membangkitkan perekonomian dari dampak COVID-19.

"Apakah kuartal III-2020 akan lebih baik atau buruk? Kuncinya adalah efektivitas dari belanja pemerintah. Jadi kalau saweran stimulus ini cukup tepat sasaran maka ini yang akan mampu untuk melandaikan membuat kurva pembalikan tidak akan berlanjut," tegas Enny.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sementara itu, per 31 Agustus ini realisasi PEN masih di angka 27,7% atau Rp 192,53 triliun dari pagu anggaran Rp 695,2 triliun. Ia pun menegaskan, resesi ekonomi tak bisa lagi terelakkan.

"Apakah kita akan menghadapi resesi atau tidak resesi? Yang pasti kita resesi," imbuh Enny.

ADVERTISEMENT

Sementara itu, Yanuar mengkritik pemerintah dari sisi penanganan ancaman krisis pangan. Ia menilai, langkah pemerintah untuk membangun lumbung pangan nasional atau food estate di Kalimantan Tengah (Kalteng) adalah jangka panjang. Sementara, untuk pandemi ini dibutuhkan program yang bisa cepat terealisasi.

Misalnya mengalihkan anggaran food estate untuk memperbaiki saluran irigasi di Pulau Jawa, karena sebagian besar sawah di Jawa masih bergantung pada air hujan.

"Kenapa nggak memperbaiki jalur irigasi di Jawa? Kenapa nggak diperbaiki dulu di Jawa? Sehingga orang-orang di situ, dia bekerja di situ, dia terdampak, produktivitas menurut saya pasti naik kalau dia tidak tadah hujan," tegas Yanuar.



Simak Video "Video: BI Sebut Daya Tahan Ekonomi RI Lebih Tinggi Dibanding AS-China"
[Gambas:Video 20detik]

Hide Ads