Industri penerbangan jadi salah satu sektor yang habis-habisan terdampak pandemi virus Corona. Bahkan, pandemi memaksa maskapai berhenti beroperasi.
Salah satunya adalah maskapai lokal TransNusa. Pandemi COVID-19 yang belum juga surut jadi alasan utamanya.
Direktur Utama TransNusa Bayu Sutanto mengkonfirmasi pemberhentian operasional maskapainya. Saat dihubungi detikcom, dia memberikan surat pemberitahuan pemberhentian penerbangan TransNusa yang ditandatangani oleh Head of Sales Revenue Management Rajasegaran Rajoo.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Virgin Atlantic Bakal PHK 1.150 Karyawan |
Dalam surat itu, Rajasegaran menyebutkan penerbangan TransNusa ditutup sejak 8 September hingga 30 September. Rajasegaran juga menjelaskan bahwa pihaknya menunggu redanya pandemi COVID-19 dan munculnya vaksin.
"Memperhatikan kasus pandemic COVID-19 yang masih merebak dan cenderung meningkat di seluruh provinsi di Indonesia, sesuai dengan perihal di atas maka dengan ini disampaikan penutupan sementara seluruh operasional penerbangan TransNusa sampai keadaan benar-benar pulih dan adanya vaksin yang bisa memastikan kondisi pandemic di Indonesia akan segera berakhir," ungkap Rajasegaran dalam suratnya yang dikutip detikcom, Senin (7/9/2020).
TransNusa adalah maskapai lokal di Indonesia yang mengkhususkan diri untuk melayani penerbangan domestik di Indonesia bagian timur. Basis utama maskapai ini ada di Bandara El Tari, Kupang, NTT.
Kementerian Perhubungan menduga setopnya penerbangan TransNusa disebabkan oleh jumlah penumpang yang turun di masa pandemi.
"Itu kan mungkin begini ya, sekarang kan kondisi COVID-19 kemungkinan penumpang mereka menurun, animo masyarakat menurun. Soalnya kan mereka kebanyakan operasinya juga di remote area, di daerah," kata Dirjen Perhubungan Udara Novie Riyanto kepada detikcom.
Bicara soal dampak Corona ke dunia penerbangan, Ketua Umum Asosiasi Maskapai Indonesia atau Indonesia National Air Carriers Association (INACA) Denon Prawiraatmadja memaparkan saat ini tingkat keterisian pesawat turun drastis jika dibanding tahun lalu.
"Memang kalau kondisi secara umum dampak COVID-19 kalau dilihat potret angka load factor, demand-nya memang turun. Sampai sekarang cuma 30-40% dari angka tahun lalu," ujar Denon kepada detikcom.
Berlanjut ke halaman berikutnya.
Simak Video "Video: Membahas Wacana Maskapai Hanya Gunakan 1 Pilot"
[Gambas:Video 20detik]