Selamatkan Ekonomi RI, Pemerintah Kejar Target Guyur Rp 100 T

Selamatkan Ekonomi RI, Pemerintah Kejar Target Guyur Rp 100 T

Herdi Alif Al Hikam - detikFinance
Rabu, 16 Sep 2020 19:15 WIB
Dirut Inalum Budi Gunadi Sadikin (Andhika-detikcom)
Foto: Budi Gunadi Sadikin (Andhika-detikcom)
Jakarta -

Ketua Satgas Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) sekaligus Wakil Menteri BUMN Budi Gunadi Sadikin menyatakan pemerintah menargetkan penyaluran anggaran sebesar Rp 100 triliun hingga akhir September.

Hal itu dilakukan dalam upaya menopang pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal III-2020. Hingga kini realisasi anggaran PEN sudah mencapai Rp 240,9 triliun dari total Rp 695 triliun, sementara khusus Satgas PEN menyalurkan Rp 87,5 triliun.

"Akhir September adalah akhir kuartal III, untuk jaga pertumbuhan ekonomi Indonesia sebisa mungkin bisa di kisaran yang sama dengan angka kuartal III tahun lalu. Kami usaha keras agar dari Rp 87,5 triliun yang kami salurkan bisa ditingkatkan sampai Rp 100 triliunan di akhir September ini," ungkap Budi dalam konferensi pers virtual via YouTube Sekretariat Presiden, Rabu (16/9/2020).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Budi menjelaskan dengan menyalurkan dana Rp 100 triliun, dapat berdampak Rp 200 triliun pada GDP nasional di kuartal III.

"Saya bukan ahli ekonomi, tapi dikasih tahu sama teman-teman di ekonomi, kalau pemerintah menyalurkan uang Rp 100 triliun, dampak ke GDP-nya itu dikalikan angka fiscal multiplier yang sekarang besarnya 2,1, dampaknya sekitar Rp 200 triliunan," ungkap Budi.

ADVERTISEMENT

"Itu sebabnya mengapa kita kejar penyaluran Rp 100 triliun, sehingga mudah-mudahan bisa berikan dampak GDP sekitar 2,1 kali Rp 100 triliun atau sekitar Rp 220 triliun," tambahnya.

Budi menjelaskan fokus pemerintah dalam penyaluran anggaran PEN untuk mengganjal dan memastikan hidup keluarga miskin di Indonesia dan memudahkan pelaku UMKM.

Maka dari itu 85% dana PEN dianggarkan untuk bantuan sosial hingga bantuan untuk pelaku UMKM. Sisanya digunakan untuk kesehatan.

"Terkait anggaran pandemi, kami di ekonomi fokusnya mengganjal dan memastikan keluarga termiskin kita agar bisa hidup normal dan pekerja UMKM bisa kerja terus berusaha normal, sehingga 85% dari dana dialokasikan ke bansos dan bantuan buat UMKM," ujar Budi.

"Baru 15% lainnya dilakukan untuk program kesehatan," tambahnya.

Meski begitu, dia menegaskan bahwa fokus penanganan kesehatan pemerintah tidak akan berkurang. Menurutnya, tanpa penyelesaian permasalahan kesehatan, sektor ekonomi tak bisa bangkit.

"Kami sebagai Satgas Ekonomi, tugasnya mendukung teman-teman di Satgas Kesehatan. Tanpa pulihnya kesehatan, akan sulit sektor ekonomi bangkit lagi, oleh karena itu prioritasnya adalah sektor kesehatan di depan," tegas Budi.

(ara/ara)

Hide Ads