Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes PDTT), Abdul Halim Iskandar mengatakan mayoritas penerima bantuan langsung tunai (BLT) dana desa adalah emak-emak atau perempuan kepala keluarga.
Hal itu diungkapkannya usai ratas mengenai percepatan peningkatan ekonomi desa secara virtual, Jakarta, Kamis (24/9/2020).
Dia mengatakan anggaran BLT dana desa sudah tersalurkan sebesar Rp 15,4 triliun.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dari penerima BLT desa, yakni 2,47 juta atau hampir 2,5 juta penerima BLT dana desa adalah perempuan kepala keluarga," katanya.
Dia menjelaskan, sebanyak 2,5 juta perempuan kepala keluarga yang menerima BLT dana desa ini juga seluruhnya tercatat pada program bantuan sosial (bansos) pemerintah.
"Yang seharusnya selama ini mereka sudah harus mendapat jaring pengaman sosial tapi belum terdata. Sehingga dapat terdeteksi melalui BLT desa," ungkapnya.
Dia mengungkapkan penerima BLT dana desa mayoritas merupakan para petani dan buruh tani. Kelompok ini bisa mencapai 88% dari total penerima.
"Kemudian 4% nelayan dan buruh nelayan. 2% buruh pabrik. 1% guru, dan 5% pedagang UMKM. Ini gambarkan sebaran sasaran BLT dana desa yang basisnya jelas petani dan buruh tani serta nelayan dan buruh nelayan," ungkapnya.
Total dana desa yang sudah terserap yakni Rp 27,34 triliun. Anggaran tersebut terdiri dari program BLT dana desa yang sebesar Rp 15,4 triliun dan padat karya tunai desa (PKTD) sebesar Rp 11,9 triliun. Sementara Rp 52 triliun anggaran dana desa dari total anggaran Rp 72 triliun sudah disalurkan ke rekening kas desa (RKDes).
Simak Video "Video: Temui Jaksa Agung, Mendes Lapor Ada Dana Desa Dipakai Main Judol"
[Gambas:Video 20detik]