Pilihan Investasi saat Resesi di Tengah Pandemi

Pilihan Investasi saat Resesi di Tengah Pandemi

Sylke Febrina Laucereno - detikFinance
Minggu, 27 Sep 2020 12:30 WIB
Petugas Cash Center BNI menyusun tumpukan uang rupiah untuk didistribusikan ke berbagai bank di seluruh Indonesia dalam memenuhi kebutuhan uang tunai jelang Natal dan Tahun Baru. Kepala Kantor perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Papua mengungkapkan jumlah transaksi penarikan uang tunai sudah mulai meningkat dibanding bulan sebelumnya yang bisa mencapai penarikan sekitar Rp1 triliun. Sedangkan untuk Natal dan tahun baru ini secara khusus mereka menyiapkan Rp3 triliun walaupun sempat diprediksi kebutuhannya menyentuh sekitar Rp3,5 triliun. (FOTO: Rachman Haryanto/detikcom)
Foto: Rachman Haryanto

Emas

Untuk investasi emas dapat diandalkan menjadi dana darurat. Namun yang harus diperhatikan, jika ingin mendapatkan keuntungan saat investasi emas memang membutuhkan waktu yang panjang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Butuh waktu panjang, tapi kalau mau dijual cepat juga bisa diandalkan. Hanya saja untuk untung yang cepat kurang bagus," jelas dia.

Memang emas adalah logam yang memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Selain itu emas juga bisa tahan terhadap korosi. Emas juga adalah logam yang tidak reaktif sehingga tidak mudah teroksidasi.

ADVERTISEMENT

Emas juga salah satu instrumen investasi yang nilai investasinya terbilang stabil, meskipun beberapa waktu terakhir harganya sempat naik turun bak roller coaster.

Reksa Dana

Selain emas, reksa dana bisa jadi salah satu instrumen untuk investasi yang menguntungkan. Reksa dana ini adalah kumpulan dana yang dikelola untuk investasi seperti pembelian saham, obligasi, dan instrumen keuangan.

Reksa dana ini cocok untuk pemodal kecil dan pemodal yang tidak punya banyak waktu atau keahlian menghitung risiko investasi mereka. Biasanya reksa dana ini diinvestasikan dalam portofolio efek oleh manajer investasi atau pihak yang dipercaya untuk mengelola dana.

Ada yang harus diperhatikan saat investasi di reksa dana. Misalnya risiko berkurangnya nilai unit penyertaannya, lalu ada risiko likuiditas, dan risiko wanprestasi.

Namun keuntungannya adalah, investasi di reksa dana tidak membutuhkan dana yang besar sehingga risiko bisa diperkecil. Kemudian reksa dana mempermudah pemodal investasi di pasar modal. Selain itu juga bisa efisien waktu karena manajer investasi yang mengelola.

Kemudian untuk saham dan reksa dana juga bisa menjadi pilihan. Misalnya beberapa waktu lalu harga saham sempat mengalami penurunan yang signifikan dan harga beli menjadi murah.


Hide Ads