China juga telah meningkatkan kehadiran militernya di Asia, terutama di Laut China Selatan yang kerap disengketakan.
Hal itu telah menimbulkan kemarahan tetangga seperti Filipina, Taiwan, dan Vietnam termasuk Indonesia yang juga mengklaim bagian dari jalur air tersebut. Mereka pun sependapat dengan AS yang menyebut klaim teritorialChina sepenuhnya melanggar hukum.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pekan lalu, China meningkatkan latihan militernya di dekat Taiwan. China menganggap Taiwan sebagai bagian dari wilayahnya yang suatu hari harus dipersatukan kembali dengan daratan, dan menentang partisipasi Taiwan dalam diplomasi internasional.
Ward mengungkap apa yang dilakukan China bukan hanya semata-mata meningkatkan militer. Tetapi menjadikan militer mesin penggerak ekonominya. Armada pertempurannya, perusahaan milik China dan yang didukung negara itu.
"Intinya adalah tujuan China untuk dominasi industri, teknologi," kata Ward.
Hal itu tentunya membuat dilema sejumlah investor AS. Ward menambahkan bahwa perusahaan AS perlu memperhatikan keamanan nasional jangka panjang pemerintah AS.
Asia Research Institute di National University of Singapore, Kishore Mahbubani mengatakan salah satu kunci yang menentukan siapa yang menang pada perang dagang antara China dan AS yakni bagaimana negara lain menanggapi persaingan itu.
Mahbubani mengatakan situasi perang dagang AS dan China di situasi berbeda. Kebanyakan negara di dunia sebagian memiliki kesibukan mendesak lainnya. Sangat sedikit dari mereka yang bergegas memilih untuk bergabung dengan China atau AS.
"Tanggapan umum dari sebagian besar negara adalah. bisakah perang dagang ini tidak harus menggagu dunia? Dan tentu saja tidak akan mengganggu dunia saat Covid-19 sedang berlangsung," tambah Mahbubani.
Ward kembali menjelaskan untuk menang melawan China, AS harus tetap menjadi kekuatan ekonomi terdepan di dunia dan perusahaan AS harus memenangkan persaingan global melawan perusahaan China. Sedangkan China penting juga untuk mempertahankan keunggulan militernya.
Simak Video "Ekonomi China Sedang Tidak Baik-baik Saja"
[Gambas:Video 20detik]
(zlf/zlf)