Di masa pandemi seperti saat ini, banyak pelaku usaha yang mulai mengalihkan target pembelinya ke dunia online. Salah satunya, Lanny Kartawijaya (35), pemilik usaha Bliss Kitchen yang menjual berbagai macam daging segar. Saat ini, ia mengandalkan teknologi digital untuk tetap bertahan menjalankan bisnis yang ia tekuni sejak tahun 2017 tersebut.
Melalui digitalisasi, ia pun dapat meraup keuntungan hampir 2 kali lipat. Ini pun karena barang yang dijualnya merupakan salah satu bahan pokok yang dibutuhkan banyak orang.
"Selama masa pandemi ini sih, untungnya belum ada kesulitan. Justru yang ada malah meningkat di masa pandemi kali ini. Jadi overall sebelum Maret 2020 itu kita meningkatnya lumayan banget, bisa dikatakan naiknya hampir 2 kali lipat," ungkap Lanny kepada detikcom, Senin (28/9/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tak hanya itu saja, digitalisasi juga membuat perempuan asal Bandung tersebut mampu membuka toko lagi hasil dari dagangannya yang semakin ramai. Dirinya mengatakan sebelum masa pandemi, Bliss Kitchen memiliki 3 kios cabang di Jakarta dan Bandung, namun kini Bliss Kitchen sudah mempunyai 6 cabang dan akan membuka 1 cabang lagi di bilangan Jakarta Pusat.
"Dari total 6 cabang sekarang, total transaksi harian rutin itu sekitar 600-700 buah. Ini didominasi pembelian di Jakbar dan Jaksel," tutur Lanny.
Adapun selama menjual komoditi daging online, dirinya mengaku menemukan beberapa kesulitan, utamanya soal mengedukasi masyarakat bahwasanya membeli daging secara online juga bisa dilakukan. Untuk mengatasi hal tersebut, Lanny mengatakan toko-toko miliknya kini sudah memiliki izin nomor kontrol veteriner (NKV) dari Kementerian Pertanian, sehingga sudah dinilai layak untuk menjalani usaha daging.
"Jadi kalau toko daging itu harus ada izin itu (NKV), dan ini yang punya biasanya Supermarket gitu. Jadi prosesnya gak bisa sembarangan, karena daging itu bahan pokok yang rentan bakteri dan lain-lain jadi penanganannya harus yang bener. Bahkan semua karyawan saya harus medical check-up, biar tidak ada penyakit menular," tutur Lanny.
Kini, Lanny mempunyai kurang lebih 80 karyawan yang bekerja di tokonya. Di masa pandemi ini, dirinya pun mewajibkan setiap karyawannya untuk melakukan rapid test satu minggu sekali dan juga menerapkan protokol kesehatan guna mendapatkan kepercayaan dari masyarakat.
Lanny juga mengakui berkat berjualan secara online lewat marketplace yaitu Tokopedia, ia dapat menjual produknya sekitar 60% dari penjualan toko atau lebih dari 370 produk yang dijual dalam rentan harga Rp 10.000 hingga Rp 700.000 sampai saat ini di Tokopedia. Ia juga mampu meraup keuntungan sebesar 10-20% dari penjualan di Tokopedia.
"Usaha yang saya buat ini gak ada kalo bukan karena Tokopedia, karena waktu itu tidak ada platform marketplace lain yang user friendly dan juga mudah untuk dioperasikan," ujarnya.
Dirinya juga mengatakan fitur ojol sameday dari Tokopedia sangat membantu bisnisnya hingga bisa ekspansi sebesar sekarang. Sampai saat ini pun Lanny sudah memiliki beberapa reseller di kota-kota lainnya seperti Pontianak, Lampung, Banjarmasin, dan Belitung.
Selain itu, dirinya juga kerap memberikan produk-produk lainnya yang lebih lengkap guna memberikan barang berkualitas bagi setiap pelanggannya di Tokopedia.
(akn/hns)