Pemerintah Amerika Serikat (AS) menjegal perusahaan teknologi terbesar di China, Semiconductor Manufacturing International Corporation (SMIC). AS mengeluarkan kebijakan baru mengenai pembatasan ekspor AS ke China. Aturan itu diprediksi akan merugikan bisnis SMIC.
SMIC mengatakan dalam pengajuan ke Bursa Efek Hong Kong bahwa pemasok mereka di AS telah mengeluarkan surat dari Departemen Perdagangan AS tentang aturan ekspor AS.
"Peraturan ekspor AS menetapkan bahwa aksesori dan bahan mentah dari SMIC akan dikenakan pembatasan lebih lanjut dan untuk izin ekspor diperlukan sebelum menjual ke SMIC," kata pihak SMIC, dikutip dari CNN, Selasa (6/10/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sejauh ini SMIC telah mengalami banyak pembatasan dari AS. Seperti pelarangan memasok Huawei dan memasok alat jaringan 5G. Penyerangan yang dilakukan AS akan memanaskan perang dagang di sektor teknologi. Mengingat China tengah berupaya membangun perusahaan teknologi sendiri.
Kini SMIC masih tiga sampai lima tahun di belakang industri Intel (INTC), Samsung dan TSMC Taiwan (TSM). Jika bisnisnya terputus dari teknologi AS, perusahaan itu akan makin tertinggal.
Pembatasan AS itu didorong atas ketakutan pemerintah AS soal keamanan nasional negara. Departemen Perdagangan AS menyatakan SMIC diperdaya China dalam tujuan militer. Pihak SMIC pun berulang kali menyatakan bahwa bisnis mereka tidak ada hubungannya dengan militer China.
Saham SMIC jatuh hampir 5% di Hong Kong pada Senin kemarin. Saham perusahaan turun hampir 60% dari puncak pada Juli lalu sebesar US$ 5,40. SMIC juga diperdagangkan di Shanghai.
Perlu diketahui SMIC adalah perusahaan teknologi China terbaru yang ditentang pemerintahan Presiden Donald Trump. Trump dan pejabat AS telah membatasi, atau mengancam akan melarang, beberapa perusahaan teknologi China terkenal, termasuk Huawei, aplikasi berbagi video TikTok, dan aplikasi perpesanan WeChat.