Pemulihan Ekonomi vs Kesehatan, Mana yang Lebih Penting?

Pemulihan Ekonomi vs Kesehatan, Mana yang Lebih Penting?

Sylke Febrina Laucereno - detikFinance
Senin, 12 Okt 2020 10:28 WIB
Tes swab jadi salah satu cara deteksi dini penyebaran virus Corona di masyarakat. Puskesmas Kecamatan Gambir pun memberikan layanan tes swab gratis bagi warga.
Foto: Pradita Utama
Jakarta -

Ekonomi nasional saat ini masih babak belur akibat pandemi Corona yang terjadi sejak Maret 2020. Ekonomi Indonesia pada kuartal II saja sudah minus hingga 5,2%, jika kuartal III Indonesia masih minus maka dipastikan masuk ke dalam jurang resesi.

Namun pemerintah menyebut saat ini sedang berupaya untuk menahan tekanan tersebut ke perekonomian nasional. Ketua Satgas Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan krisis yang dialami oleh Indonesia ini memang disebabkan oleh masalah kesehatan.

Dia menyebutkan sebaik apapun langkah yang dilakukan untuk perekonomian. Jika tidak diimbangi dengan perbaikan di sektor kesehatan masalahnya tidak akan selesai.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sehebat apapun yang kita lakukan di sektor ekonomi, kalau kesehatannya tidak beres, tidak akan selesai masalahnya di perekonomian," kata Budi dalam acara Blak-blakan detikcom, Senin (12/10/2020).

Budi mengungkapkan Satgas Program PEN ini bertujuan untuk menahan tekanan akibat dampak pandemi Corona ke ekonomi nasional. Selama roda perekonomian belum berputar secara normal.

ADVERTISEMENT

Rakyat Indonesia yang berpendapatan kecil dibantu oleh pemerintah, lalu usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) yang paling banyak menyerap tenaga kerja yang paling besar perannya di perekonomian nasional.

"Itu sebabnya dua sektor ini sangat diperhatikan. Presiden jelas menyebut jika fokusnya di kesehatan. Selama kesehatannya belum selesai dan orang golongan menengah spending-nya terbatas karena belum punya rasa aman, masih takut, mereka tidak bisa keluar rumah, maka ekonomi tidak akan jalan," jelas dia.

Menurut Budi untuk mengatasi hal ini dibutuhkan kebijakan yang berbeda namun tetap prioritas ke kesehatan masyarakat. Ada 6 program utama yang dimiliki pemerintah untuk menanggulangi dampak pandemi ke ekonomi.

Lanjut ke halaman berikutnya

Mulai dari program kesehatan, program insentif usaha dalam bentuk pajak, perlindungan sosial, UMKM dan program terkait sektoral di Kementerian Lembaga atau Pemda hingga pembiayaan korporasi.

Budi menyebut dengan program ini diharapkan ekonomi Indonesia tidak terperosok terlalu dalam. Dia mencontohkan total ekonomi Indonesia sekitar US$ 1 triliun dikalikan kurs rupiah saat ini Rp 14.500. Artinya ada sekitar Rp 14.500 triliun dan dibagi 4 kuartal menjadi sebesar Rp 3.625 triliun.

"Kemarin kan minusnya 5,2%, jadi kalau dikali 0,052 kira-kira didapat Rp 188 triliun kebutuhannya. Kalau bisa naikin Rp 188 triliun ini Insya Allah tidak jatuh lebih dalam lagi lumayan bisa jadi bemper," kata dia.

Dia menyebutkan pertumbuhan ekonomi Indonesia selama ini dari konsumsi, belanja pemerintah, ekspor dan impor hingga modal investor.

"Sekarang kan yang jalan hanya belanja pemerintah, kalau kita bisa kontribusi Rp 200 triliun sudah oke. Nah apakah itu akan membuat kuartal 3 ekonominya nol atau minus atau bahkan positif kita tidak tahu. Ada juga dinamika lain di luar, tapi setidaknya kita sudah berusaha semaksimal mungkin dengan menyalurkan anggaran secepat-cepatnya supaya bisa membaik," jelas dia.



Simak Video "Video Menkes soal Covid-19: Variannya Omicron yang Lemah, Jangan Khawatir"
[Gambas:Video 20detik]

Hide Ads