Mulai dari program kesehatan, program insentif usaha dalam bentuk pajak, perlindungan sosial, UMKM dan program terkait sektoral di Kementerian Lembaga atau Pemda hingga pembiayaan korporasi.
Budi menyebut dengan program ini diharapkan ekonomi Indonesia tidak terperosok terlalu dalam. Dia mencontohkan total ekonomi Indonesia sekitar US$ 1 triliun dikalikan kurs rupiah saat ini Rp 14.500. Artinya ada sekitar Rp 14.500 triliun dan dibagi 4 kuartal menjadi sebesar Rp 3.625 triliun.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kemarin kan minusnya 5,2%, jadi kalau dikali 0,052 kira-kira didapat Rp 188 triliun kebutuhannya. Kalau bisa naikin Rp 188 triliun ini Insya Allah tidak jatuh lebih dalam lagi lumayan bisa jadi bemper," kata dia.
Dia menyebutkan pertumbuhan ekonomi Indonesia selama ini dari konsumsi, belanja pemerintah, ekspor dan impor hingga modal investor.
"Sekarang kan yang jalan hanya belanja pemerintah, kalau kita bisa kontribusi Rp 200 triliun sudah oke. Nah apakah itu akan membuat kuartal 3 ekonominya nol atau minus atau bahkan positif kita tidak tahu. Ada juga dinamika lain di luar, tapi setidaknya kita sudah berusaha semaksimal mungkin dengan menyalurkan anggaran secepat-cepatnya supaya bisa membaik," jelas dia.
Simak Video "Video Menkes soal Covid-19: Variannya Omicron yang Lemah, Jangan Khawatir"
[Gambas:Video 20detik]
(kil/ang)