Deretan Maskapai Banting Setir: Bisnis Akikah hingga Jualan Gorengan

Deretan Maskapai Banting Setir: Bisnis Akikah hingga Jualan Gorengan

Soraya Novika - detikFinance
Senin, 12 Okt 2020 11:45 WIB
Ilustrasi pesawat
Ilustrasi/Foto: iStock

3. Japan Airlines

Demi bertahan dari penurunan permintaan akibat COVID-19, Japan Airlines berupaya mencari sumber pendapatan baru dari bisnis non-maskapai. Seperti bisnis pengiriman paket menggunakan drone.

September lalu, Japan Airlines mengumumkan kerja sama dengan Matternet untuk meluncurkan bisnis logistik drone perkotaan di Jepang. Tahun ini, pihaknya juga berinvestasi untuk mengembangkan taksi udara.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Penerbangan saat ini tidak akan kembali seperti semula, dan permintaan perjalanan bisnis bahkan bisa menyusut lebih jauh akibat pembatasan pergerakan selama pandemi. Salah satu target kami adalah penerbangan pariwisata," ujar Akasaka dilansir dari Reuters.

Japan Airlines, seperti maskapai lain telah terpukul oleh jatuhnya permintaan perjalanan udara internasional maupun domestik. Trafik perjalanan menyusut menjadi sekitar sepersepuluhnya dari sebelum wabah virus Corona.

ADVERTISEMENT

Akan tetapi, maskapai tersebut perlahan mulai mencatat permintaan penerbangan domestik, yang dibantu oleh kampanye pemerintah untuk mempromosikan pariwisata.

"Dampak dari kampanye itu sangat signifikan, dan pada akhir September hingga Oktober kami melihat jumlah wisatawan yang melakukan penerbangan domestik meningkat menjadi sekitar 50% dari tahun lalu," kata Akasaka.

4. Qantas Airways

Qantas Airways Ltd. yang ikut terimbas Corona kini malah menjual biskuit dan teh yang biasa mereka suguhkan dalam penerbangan.

Dilansir Bloomberg, dengan semua penerbangan luar negeri dan sebagian besar domestik dihentikan selama pandemi. Maskapai Australia ini sekarang memiliki ribuan stok piyama kualitas premium, pelembab, dan makanan ringan yang menganggur.

Para pelancong yang sekarang masih tertahan di rumah dapat membeli sebanyak 10 bungkus makanan yang biasa disuguhkan dalam penerbangan termasuk 12 biskuit cokelat, piyama, dan kacang almond asap yang biasanya hanya dapat dicicipi oleh penumpang kelas satu.

"Paket tersebut, tersedia untuk pengiriman ke rumah di toko online Qantas, terjual habis dalam beberapa jam," ujar juru bicara maskapai tersebut, Jumat (14/8).

Qantas mengatakan pada bulan Juni pihaknya berencana mengumpulkan 1,9 miliar dolar Australia dari investor dan memangkas 6.000 pekerja untuk mengatasi krisis industri terburuk yang pernah ada.

"Menjual fasilitas on-board lebih tentang memulihkan operasional daripada menghasilkan uang," kata juru bicara itu.


(ara/ara)

Hide Ads