Pantas Ekonomi Lesu, Duit Orang Tajir RI 'Nganggur' Rp 373 Triliun

Pantas Ekonomi Lesu, Duit Orang Tajir RI 'Nganggur' Rp 373 Triliun

Danang Sugianto - detikFinance
Rabu, 14 Okt 2020 07:00 WIB
Petugas Cash Center BNI menyusun tumpukan uang rupiah untuk didistribusikan ke berbagai bank di seluruh Indonesia dalam memenuhi kebutuhan uang tunai jelang Natal dan Tahun Baru. Kepala Kantor perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Papua mengungkapkan jumlah transaksi penarikan uang tunai sudah mulai meningkat dibanding bulan sebelumnya yang bisa mencapai penarikan sekitar Rp1 triliun. Sedangkan untuk Natal dan tahun baru ini secara khusus mereka menyiapkan Rp3 triliun walaupun sempat diprediksi kebutuhannya menyentuh sekitar Rp3,5 triliun. (FOTO: Rachman Haryanto/detikcom)
Foto: Rachman Haryanto

Ekonom Chatib Basri menilai selama PSBB diterapkan ekonomi tidak akan pulih sepenuhnya. Bahkan dia menilai perusahaan menjadi zombie karena PSBB.

Chatib mencontohkan perusahaan pusat perbelanjaan, restoran ataupun kafe. Dalam PSBB transisi memang diperbolehkan mereka kembali beroperasi namun ada batasan pengunjung 50%.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Seperti sekarang PSBB dilakukan di Jakarta maksimum restoran 50%, mall 50%, jadi implikasi skala ekonomi tidak bisa tercapai," terangnya.

Para perusahaan itu beroperasi dengan pendapatan dibatasi separuh dari potensi yang biasanya. Sementara untuk pengeluaran tetap atau fix cost tetap 100%, biaya sewa tempat misalnya.

ADVERTISEMENT

Dengan begitu perusahaan dalam kondisi PSBB tidak bisa mencapai skala ekonominya. Mereka beroperasi hanya untuk membayar kewajibannya, seperti utang ke bank, bukan untuk menghidupi bisnisnya. Dari situlah Chatib menyebut banyak perusahaan saat ini menjadi zombie.

"Itu yang saya sebut ada risiko dalam kondisi ini. Kalau skala ekonomi tidak tercapai, company itu menjadi zombie companies. Dia bisa jalan karena bisa cover variabel cost tapi di tidak bisa cover fix cost," terangnya.

"Jadi istilahnya dia kerja buat bank, dia kerja nggak untung banyak hanya buat bayar utangnya. Ini tentunya membuat orang tidak berminat untuk melakukan ekspansi usaha," tutupnya.


(das/zlf)

Hide Ads