10. Gula Pasir
Stok akhir gula pasir hingga Agustus 2020 tercatat sebanyak 1,55 juta ton. Adapun perkiraan redistribusi/realokasi gula pasir di periode September-Desember 2020 sebanyak 842.165 ton. Untuk kebutuhannya di periode tersebut diperkirakan mencapai 921.915 ton. Maka, di akhir Desember 2020 Kementan memperkirakan ada sisa stok hingga 1,47 juta ton.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dari data tersebut, Kementan mencatat tak ada rencana impor untuk komoditas gula pasir di periode September-Desember 2020 ini.
Namun, selama periode Januari-September 2020, data BPS menunjukkan impor gula mencapai 4,87 juta ton. Angka tersebut menunjukkan kenaikan 57% dari total impor gula pada Januari-September 2019 yang hanya sebesar 3,08 juta ton.
Impor gula pada periode Januari-September 2020 itu sebagian besar berasal Thailand yakni sebesar 1,97 juta ton, lalu dari Brasil 1,15 juta ton, Australia 1,02 juta ton, India 585.801 ton, Afrika Selatan 79.500 ton, dan lainnya 50.412 ton.
Volume impor gula di bulan September 2020 mencapai 490.197 ton, atau meningkat 27% dari volume impor di Agustus 2020 yang hanya sebesar 385.441 ton.
11. Minyak Goreng
Kementan mencatat stok akhir minyak goreng hingga Agustus 2020 sebesar 6,27 juta ton. Adapun perkiraan produksinya di periode September-Desember 2020 ialah sebesar 2,73 juta ton. Untuk kebutuhannya di periode September-Desember 2020 diperkirakan mencapai 1,72 juta ton. Sehingga, Kementan memperkirakan ada sisa stok minyak goreng di akhir Desember 2020 mencapai 7,28 juta ton.
Dari data tersebut, Kementan mencatat tak ada rencana impor untuk komoditas minyak goreng di periode September-Desember 2020 ini.
(eds/eds)