Masuk Zona Resesi, Inflasi RI Diramal Tak Sampai 2% Tahun Ini

Masuk Zona Resesi, Inflasi RI Diramal Tak Sampai 2% Tahun Ini

Anisa Indraini - detikFinance
Kamis, 22 Okt 2020 16:14 WIB
Badan Pusat Statistik mencatat angka inflasi selama November 2019 sebesar 0,14%. Kenaikan harga bawang ikut memicu inflasi sepanjang bulan ini.
Foto: Rifkianto Nugroho
Jakarta -

Bank Indonesia (BI) memprediksi inflasi sampai akhir tahun bakal rendah. Inflasi diprediksi berada di batas bawah kisaran sasaran 3% plus minus 1%.

Gubernur BI Perry Warjiyo mengungkapkan rendahnya inflasi ini terjadi karena beberapa faktor. Di antaranya seperti lemahnya permintaan masyarakat dan menurun akibat dampak pandemi virus Corona (COVID-19).

"Hal ini sejalan dengan permintaan yang belum kuat, terjaganya ekspektasi inflasi dan stabilitas nilai tukar rupiah, ketersediaan pasokan seperti panen di sejumlah sentra produksi, serta harga komoditas pangan global yang rendah. Kami perkiraan inflasi sampai dengan akhir tahun 2020 akan tetap rendah bahkan dapat lebih rendah dari 2% atau di batas bawah sasaran 3% plus minus 1%," kata Perry dalam Rapat Koordinasi Nasional Pengendalian Inflasi 2020 melalui teleconference, Kamis (22/10/2020).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan telah terjadi deflasi selama tiga bulan berturut-turut, yaitu sebesar 0,10% pada Juli, 0,05% pada Agustus, dan 0,05% di September 2020. Sementara untuk inflasi tahunan, pada September kemarin tercatat 1,42%.

"Sampai September 2020 inflasi sangat rendah di seluruh daerah dan secara nasional tercatat 1,42% year on year," tuturnya.

ADVERTISEMENT

Meski begitu, laju inflasi pada 2021 dinilai akan lebih terkendali dibanding tahun ini. Namun dia memperingatkan bahwa ada beberapa risiko yang harus diwaspadai.

"Pada 2021 kami perkiraan inflasi akan terkendali dalam kisaran sasaran 3 plus minus 1%. Meskipun demikian sejumlah resiko perlu kita waspadai antara lain meningkatnya permintaan domestik sejalan dengan proses pemulihan ekonomi nasional, kesinambungan pasokan dan distribusi pangan antar daerah dan antar waktu, maupun pengaruh tertunda dari ekspansi moneter yang dilakukan pada 2020," tuturnya.

Untuk terjaganya inflasi pada 2021, Perry menyebut perlu diperkuatnya sinergi antar lembaga untuk membuat sejumlah kebijakan yang dapat memperbaiki inflasi tersebut.

"Karena itu sinergi yang kuat antara pemerintah pusat, pemerintah daerah dan bi dengan berbagi inovasi program pengendalian inflasi perlu terus kita perkuat untuk memastikan tetap terjaganya inflasi dalam rentan sasaran yang telah kita capai sejak 2015," ucapnya.

(fdl/fdl)

Hide Ads