Harga Emas Bikin Galau: Beli, Jual, atau Tahan?

Harga Emas Bikin Galau: Beli, Jual, atau Tahan?

Herdi Alif Al Hikam - detikFinance
Senin, 02 Nov 2020 08:15 WIB
Logam mulia atau emas batangan milik PT Aneka Tambang Tbk (Antam) hari ini dijual Rp 702.000/gram. Harga ini terbesar dalam sejarahnya.
Ilustrasi/Foto: Pradita Utama
Jakarta -

Harga emas kian melemah dan sudah menyentuh di bawah level Rp 1 juta. Di tengah kondisi harga emas yang bikin galau, bagaimana baiknya mengelola emas?

Menurut Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi ada baiknya bagi yang memiliki emas bisa menahan asetnya terlebih dahulu. Ibrahim mengatakan bagi yang mau mengambil untung, dalam waktu dekat bisa menjualnya.

Namun, untuk menjualnya harus sabar menunggu momentum. Tepatnya saat stimulus di Amerika Serikat (AS) cair sekitar dua pekan lagi. Pasalnya, momentum tersebut bisa membuat harga emas meroket.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Bagi yang punya emas, kalau bisa saat stimulus digelontorkan aja, kan jadinya harga tertinggi ini bagus banget buat dijual," ujar Ibrahim kepada detikcom, Minggu (1/11/2020).

Sementara itu, bagi yang mau membeli emas, Ibrahim menyarankan untuk segera melakukannya. Khususnya bagi yang mau melakukan investasi emas jangka panjang.

ADVERTISEMENT

"Kalau mau jangka panjang bagus buat koleksi emas saat ini. Tapi jangka panjang yang diambil 5-9 tahun lagi. Apalagi kalau harga bisa sampai level Rp 900 ribu-an itu sangat tepat buat pembelian," kata Ibrahim.

Cuma kalau mau membeli emas untuk spekulasi keuntungan jangka pendek semata, lebih baik jangan membelinya di tengah ketidakpastian nasib emas.

"Kalau jangka pendek ya jangan ini spekulasi berhati-hati harusnya, sentimennya kurang bagus," kata Ibrahim.

Harga emas sudah meninggalkan Rp 1 juta pekan lalu. Terakhir harga logam mulia Antam berada di level Rp 996.000 per gram.

Berlanjut ke halaman berikutnya.

Sementara itu, bagi Kepala Riset dan Edukasi PT Monex Investindo Futures Ariston Tjendra tahun ini bukan waktu yang tepat untuk membeli emas. Dia mengatakan lebih baik aset emas ditahan terlebih dahulu.

"Meski tren lagi turun nggak bisa beli, kecuali harganya sudah deep banget baru bisa ya, sekarang sih masih banyak sentimen yang bisa berubah di akhir tahun ini," ungkap Ariston kepada detikcom.

Pekan lalu harga emas memang menyentuh level terendahnya, harga emas meninggalkan level Rp 1 juta. Bagaimana pergerakannya?

Dilihat detikcom pada situs Logam Mulia Antam, Minggu (1/11/2020), harga emas mengawali pekan dengan pergerakan yang stagnan.

Sejak Senin hingga Rabu, tepatnya tanggal 26-28 Oktober, harga emas bertahan di level Rp 1.007.000 per gram. Jumlah ini turun Rp 1.000 dari perolehan harga terakhir minggu sebelumnya.

Anjloknya harga emas dimulai pada hari Kamis 29 Oktober, tak tanggung-tanggung harga emas turun sampai Rp 12.000. Tercatat pada hari itu, harga emas berada di level Rp 995.000 per gram.

Hari berikutnya harga emas kembali merosot. Pada Jumat 30 Oktober, terpantau harga emas di level Rp 992.000 per gram, atau turun Rp 3.000 dari hari sebelumnya.

Dari data di situs Logam Mulia Antam, kondisi ini menjadi level terendah harga emas selama tiga bulan sejak Agustus. Terakhir kali harga emas menyentuh harga di bawah Rp 1 juta terjadi pada tanggal 7 Oktober, saat itu emas berada di level Rp 999.000 per gram. Itu pun cuma terjadi dalam sehari, hari berikutnya harga emas kembali menanjak ke level Rp 1 juta.

Meski begitu, setelah menyentuh harga terendah selama sebulan, harga emas perlahan naik di hari berikutnya. Kemudian, di hari Sabtu 31 Oktober harga emas naik Rp 4 ribu, hal ini membuat harga emas ditutup pada level Rp 996.000 per gram pekan lali. Sementara itu, bila dibandingkan saat awal dan akhir pekan, harga emas terhitung minus Rp 11 ribu.


Hide Ads