Menurut Mantan Kepala BKF Kementerian Keuangan ini mengungkapkan, Indonesia memiliki pasar yang tinggi terlihat dari jumlah penduduknya yang sekitar 270 juta orang. Dengan begitu dana pemda yang mengendap bisa dimanfaatkan untuk memaksimalkan pasar yang dimiliki Indonesia.
"Ini untuk mendorong, kita gulirkan proses ini, kita dorong bagi PDB dan bagi pertumbuhan ekonomi kita, kami memiliki keyakinan melakukan ini, kita terus perbaiki desain APBN agar bisa mendorong," katanya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara itu, Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI) Destry Damayanti menyebut dana pemda yang mengendap sudah kembali ke Bank Indonesia. Menurut dia, dana tersebut belum terserap karena perekonomian saat ini dalam keadaan tidak biasa.
"Masih banyak dana-dana yang ada di perbankan belum masuk ke sektor riil, dan dana-dana tersebut masuk ke BI," ujar Destry.
Desty menilai, dana pemerintah daerah sebesar Rp 239 triliun yang masuk ke Bank Indonesia ini merupakan hal yang wajar. Sebab, jika mengendap RKUD daerah maka akan menjadi persoalan baru bagi perbankan di daerah masing-masing.
"Sehingga dana itu masuk kembali ke BI. Ke depan kalau ingin mempercepat pembangunan tentunya dana-dana tersebut harus kembali ke sektor riil yang digunakan untuk pembangunan, ataupun konsumsi seperti yang disampaikan Pak Wamen," ungkapnya.
Simak Video "Video Bahasa Jawa-Sunda Jadi Bahasa Daerah yang Aman dari Kepunahan"
[Gambas:Video 20detik]
(upl/upl)