Ada Seruan Boikot Produk Prancis, Ini Sejarah Aqua hingga Dibeli Danone

Ada Seruan Boikot Produk Prancis, Ini Sejarah Aqua hingga Dibeli Danone

Soraya Novika - detikFinance
Rabu, 04 Nov 2020 12:42 WIB
Permintaan air minum dalam kemasan mengalami lonjakan saat perayaan hari besar seperti pada saat Hari Raya Idul Fitri seperti saat ini. Lonjakan tersebut dinilai wajar karena memang kebutuhan masyarakat akan air minum dalam kemasan mengalami kenaikan dengan alasan praktis. Petugas tengah memindahkan galon-galon air dari truk di jalan RA Kartini, Kota Bekasi, Rabu (22/07/2015). Rengga Sancaya/detikcom.
Aqua/Foto: Rengga Sancaya
Jakarta -

Aksi boikot produk Prancis santer menggema di beberapa negara termasuk Indonesia. Salah satu produk yang kena imbas aksi tersebut adalah produk air minum kemasan Aqua.

Menurut pihak Danone Aqua, produknya tersebut sudah lama dikembangkan dan diproduksi di Indonesia, sehingga tak memiliki kaitan dengan pandangan politik manapun termasuk Prancis.

Untuk memastikan kebenaran pernyataan manajemen Danone Aqua tersebut, detikcom berupaya menelusuri sejarah dari lahirnya merek dagang tersebut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mengutip laman resmi Aqua, Rabu (4/11/2020) pendiri produk dagang ini adalah Tirto Utomo. Pria kelahiran Wonosobo, 8 Maret 1930 ini awalnya mendirikan perusahaan yang diberi nama PT Golden Mississippi sebagai pelopor perusahaan air minum dalam kemasan (AMDK) pertama di Indonesia. Tirto mendirikan pabrik pertama PT Golden Mississippi ini pada tahun 1973 silam di Pondok Ungu, Bekasi.

Setahun kemudian, perusahaan Tirto akhirnya mampu memproduksi produk pertama Aqua. Produk yang dimaksud tentunya AMDK namun dikemas dalam bentuk botol kaca berukuran 950 ml. Sebotol AMDK Aqua saat itu dibanderol dengan harga Rp 75.

ADVERTISEMENT

Lalu, 10 tahun berselang, Tirto kembali mendirikan pabrik Aqua. Pabrik kedua Aqua itu didirikan di Pandaan, Jawa Timur. Lokasi itu dipilih agar bisa lebih mendekatkan produk Aqua pada konsumen yang berada di sekitar wilayah tersebut.

Pada 1985, akhirnya Aqua mengembangkan bentuk kemasan baru yaitu berbentuk PET (botol plastik) ukuran 220 ml. Transformasi bentuk kemasan ini dianggap lebih berkualitas dan lebih aman untuk dikonsumsi.

Pada 1990, Aqua melakukan penawaran saham perdana (initial public offering/IPO) di bursa saham. Di tahun 1993, Aqua grup menyelenggarakan program Aqua Peduli dengan melakukan daur ulang botol plastik kemasan menjadi materi yang dapat digunakan kembali. Dua tahun berikutnya, Aqua Grup menjadi produsen air mineral pertama yang menerapkan sistem produksi in line di pabrik Mekarsari.

Produksi in line maksudnya sebuah sistem pemrosesan air dan pembuatan kemasan Aqua dilakukan secara bersamaan. Sistem ini memungkinkan botol Aqua yang baru dibuat dapat segera diisi air bersih di akhir atau di ujung proses produksi sehingga proses produksi menjadi lebih higienis karena minim campur tangan manusia.

Berlanjut ke halaman berikutnya.

Barulah di tahun 1998, terbentuk aliansi strategis antara PT Tirta Investama dengan Danone melalui Danone Asia Holding Pte. Ltd sebagai minority shareholder. Maksudnya, mayoritas saham PT Aqua Golden Mississippi diakuisisi oleh perusahaan multinasional asal Prancis, Danone melalui Danone Asia Holding Pte.

Meski begitu, Tirto Utomo sebagai pendiri Aqua masih memegang saham di Aqua lewat PT Tirta Investama. Selanjutnya, PT Tirta Investama, PT Aqua Golden Mississippi dan PT Tirta Sibayakindo sepakat untuk bersinergi sebagai Grup Aqua.

Di 2000, akhirnya Aqua Grup mencantumkan logo Danone pada seluruh produknya. Tahun selanjutnya, Danone meningkatkan kepemilikan saham di PT Tirta Investama, sehingga Danone menjadi pemegang saham mayoritas Grup Aqua. Di tahun yang sama, Aqua menghadirkan kemasan botol kaca baru berukuran 380 ml.

Pada 2003, Aqua Grup melakukan peresmian pabrik baru di Klaten. Pabrik Klaten ini menjadi pabrik ketigabelas Grup Aqua. Pada tahun ini, Grup Aqua juga menginisiasikan pengintegrasian proses kerja perusahaan melalui penerapan SAP (System Application and Products for Data Processing) dan HRIS (Human Resources Information System).

Tahun selanjutnya, Aqua Grup meluncurkan logo Aqua yang baru. Di 2005, Aqua Grup memproduksi MIZONE, minuman isotonik bernutrisi dengan dua rasa, orange lime dan passion fruit.

Di 2008 dan 2011 Aqua meluncurkan program Aqua Home Service (AHS). Dua tahun kemudian tepatnya pada 2013, Pabrik Aqua Solok resmi beroperasi dan Aqua Grup saat itu telah mencapai usia 40 tahun sekaligus meluncurkan logo baru lagi.

Pada 2011, Aqua memutuskan untuk keluar dari bursa (delisting). Atas keputusan tersebut, Aqua langsung membayar saham yang dipegang masyarakat atau publik sebesar Rp 500.000 per lembarnya agar tak lagi menjadi perusahaan publik.

Di 2014, pabrik Aqua Langkat resmi beroperasi. Di tahun yang sama Aqua meluncurkan logo baru yaitu Aqua Lestari. Kemudian pada 2016, Pabrik Aqua Tanggamus resmi beroperasi dan program 1 untuk 10 kembali diluncurkan. Danone-Aqua juga sempat menjadi official water sponsor untuk Asian Games 2018.


Hide Ads