1Malaysia Development Berhad (1MDB) diperkirakan masih memiliki utang sebesar 32,3 miliar ringgit atau US$ 7,8 miliar yang setara dengan Rp 110,76 triliun (kurs Rp 14.200/US$) pada September.
Untuk diketahui, 1MDB merupakan perseroan terbatas publik yang sepenuhnya berada di bawah kendali Kementerian Keuangan Malaysia. 1MDB didirikan untuk membiayai pembangunan ekonomi jangka panjang, dengan menjalin kemitraan global dan juga mendukung penanaman modal asing atau foreign direct investment (FDI).
1MDB didirikan pada 2009 oleh Mantan Perdana Menteri Najib Razak. Pihak berwenang sedang menyelidiki bagaimana miliaran dolar bisa hilang dari 1MDB sehingga menyebabkan Kementerian Keuangan harus menalangi dana tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dilansir Reuters, Jumat (6/11/2020), Malaysia mengatakan pada 2018 pemerintah harus membayar sekitar US$ 13 miliar dari iuran 1MDB.
Berdasarkan laporan prospek fiskal 2021, sejak April 2017 pemerintah telah memberikan 9,4 miliar ringgit pinjaman dan uang muka untuk membantu 1MDB memenuhi komitmen keuangan dan kewajiban utangnya.
Malaysia juga telah memulihkan total US$ 3,24 miliar aset yang terkait dengan jejak keuangan 1MDB pada akhir September. Jumlah tersebut termasuk sekitar US$ 628 juta dalam bentuk tunai serta aset yang dipulihkan dan dikembalikan ke Malaysia oleh otoritas Amerika Serikat (AS).
Selain itu juga, US$ 2,5 miliar telah dibayarkan oleh Goldman Sachs untuk menyelesaikan penyelidikan Malaysia atas peran bank investasi dalam skandal 1MDB.
Goldman Sachs, yang telah membantu 1MDB mengumpulkan total US$ 6,5 miliar obligasi, juga telah menjamin untuk membantu Malaysia memulihkan US$ 1,4 miliar lebih dalam aset terkait 1MDB.
Simak Video "Video: Wakil PM Malaysia Kagum dengan Kesiapan Mitigasi Bencana RI"
[Gambas:Video 20detik]