Sri Mulyani Prediksi 160 Juta Orang RI Bakal Cari Kerja di 2045

Sri Mulyani Prediksi 160 Juta Orang RI Bakal Cari Kerja di 2045

Hendra Kusuma - detikFinance
Kamis, 19 Nov 2020 17:39 WIB
Pemerintah menaikkan pajak impor barang konsumsi. Pengumuman kenaikan pajak impor barang konsumsi itu dilakukan oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, Menko Perekonomian Darmin Nasution, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita, dan Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto di Jakarta, Rabu (5/9/2018).
Menkeu Sri Mulyani Indrawati/Foto: Istimewa/Kementerian Keuangan

Dia mengungkapkan, UU Cipta Kerja menjadi gerbang bagi pemerintah untuk menarik investasi. Salah satu untuk menarik investasi adalah sektor perpajakan.

Melalui beleid ini, pemerintah merombak besar-besaran aturan perpajakan demi menarik investasi. Dengan masuknya investasi, maka penciptaan lapangan kerja semakin mudah terjadi di tanah air.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Itu pasti membutuhkan infrastruktur yang baik, butuh regulasi yang tidak membebani, birokrasi yang tidak menambah beban," ungkapnya.

Sebelumnya, Sri Mulyani mengungkapkan prospek Indonesia di tahun 2045. Berdasarkan datanya, Indonesia akan menjadi negara dengan jumlah penduduk mencapai 309 juta jiwa. Rinciannya, 52% merupakan penduduk dengan usia produktif, 75% penduduk tinggal di perkotaan, dan 80% penduduk berpenghasilan menengah.

ADVERTISEMENT

Dari sisi ekonomi, Sri Mulyani mengatakan, Indonesia akan menjadi negara dengan ekonomi terbesar ke-4 di dunia, income mencapai US$ 23.199 per kapitanya. Struktur ekonomi yang lebih produktif dengan sektor jasa yang maju.

Adapun persyaratan yang harus dipenuhi Indonesia untuk menjadi negara berpendapatan tinggi di 2045, pertama adalah harus mampu menyediakan infrastruktur yang lebih banyak, serta memiliki sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas.

Tidak sampai di situ, SDM Indonesia juga harus memiliki tingkat adopsi teknologi yang tinggi, serta terdapat perencanaan kewilayahan yang matang. Terakhir, dikatakan Sri Mulyani adalah mengenai ekonomi dan sektor keuangan.


(hek/ara)

Hide Ads