Neraca Dagang RI 6 Kali Surplus Berturut saat Pandemi, karena Apa?

Neraca Dagang RI 6 Kali Surplus Berturut saat Pandemi, karena Apa?

Fadhly Fauzi Rachman - detikFinance
Jumat, 20 Nov 2020 07:10 WIB
Setelah beberapa bulan mengalami defisit alias tekor, pada Mei 2019 posisi neraca perdagangan berbalik menjadi surplus.
Foto: Pradita Utama
Jakarta -

Neraca perdagangan Indonesia tercatat surplus sebesar US$ 3,61 miliar pada Oktober 2020. Ini adalah keenam kalinya ekspor-impor Indonesia surplus.

Surplusnya neraca dagang ini, dinilai karena ekspor Indonesia diuntungkan dengan adanya perang dagang Amerika Serikat dan China. Di mana dengan adanya perang dagang itu, Indonesai menjadi negara pemasok kebutuhan AS yang tadinya dipasok dari China.

"Jadi Indonesia sudah masuk ke AS menggantikan produk China. Makanan minuman, alat kelisistrikan, beberapa tekstil masuk ke AS meggantikan prduk China. Jadi nilai tambah ekspor kita naik," kata Peneliti Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat (LPEM) Universitas Indonesia Mohammad Dian Revindo di Jakarta, Kamis (20/11/2020).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain itu, kinerja ekspor Indonesia juga dinilai solid di masa pandemi. Dari catatan ekspor, menurutnya nilai ekspor tahun ini hampir sama dengan tahun lalu.

"Memang ekspornya solid di masa pandemi ini. Kalau diakumulasi sejak Januari sudah surplus US$ 17,7 miliar dolar AS. Itu sebenarnya ekspor kita lebih baik. Bahkan dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2019 hanya minus 5,6%. Artinya hampir sama dengan ekspor tahun lalu yang situasinya bukan pandemi, berarti ekspor solid sekali," kata Revindo.

ADVERTISEMENT

Selain itu, katanya, Kementerian Perdagangan juga jeli melihat peluang dengan membuat kebijakan yang tidak menghambat. "Menurut saya bagusnya Kemendag ini adalah tahu mengerjakan apa yang prioritas, mengerjakan produk apa untuk negara mana. Itu hebatnya kemendag itu," ujar dia.

Dalam kesempatan ini, dia juga mengapresiasi langkah pemerintah dan Kementerian Perdagangan di bawah kepemimpinan Agus Suparmanto yang melakukan perjanjian perdagangan Regional Comprehensive Economic Partnership(RCEP), yang lahir atas gagasan Indonesia.

Melalui RCEP ini tentunya mendorong Indonesia lebih jauh ke dalam rantai pasok global dengan memanfaatkan backward linkage. Yakni memenuhi kebutuhan bahan baku atau bahan penolong yang lebih kompetitif dari negara RCEP lainnya, dan forward linkage, yakni dengan memasok bahan baku atau bahan penolong ke negara RCEP lainnya.

"Akhirnya gol RCEP ini, ketika Biden menang Trump kalah kan ketidakpastian. Karena ada RCEP kita tidak ditekan karena kita yang inisiasi. Silahkan AS mau kemana karena kita punya RCEP. Kalau AS mau menawarkan kerja sama yang menguntungkan ok," kata dia.


Hide Ads