Sudah Tahu Belum Oleh-oleh Luhut dari AS Setelah Ketemu Trump Cs?

Sudah Tahu Belum Oleh-oleh Luhut dari AS Setelah Ketemu Trump Cs?

Vadhia Lidyana - detikFinance
Jumat, 20 Nov 2020 19:30 WIB
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menyampaikan ucapan terima kasih kepada Presiden AS Donald Trump saat berkunjung ke Gedung Putih, pada Selasa (17/11/2020). Luhut mengaku menjadi utusan Presiden Joko Widodo untuk memberikan apresiasi atas dukungan Trump terhadap kerja sama RI dan AS selama ini.
Foto: Dok. White House AS
Jakarta -

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan membawa sejumlah oleh-oleh untuk Indonesia yang merupakan hasil dari kunjungan kerjanya ke Amerika Serikat (AS). Dalam kunjungan kerjanya itu, Luhut bertemu dengan Presiden AS Donald Trump, Wakil Presiden AS Mike Pence, dan beberapa pejabat lainnya.

Sebelum membawa oleh-oleh, hal utama yang dilakukan Luhut di AS adalah menemui Trump di Gedung Putih, Washington DC, Selasa (17/11).

Luhut membahas perpanjangan fasilitas GSP (Generalized System of Preferences) dari AS. GSP adalah fasilitas perdagangan berupa pembebasan tarif bea masuk kepada negara-negara berkembang. Kala itu, ia menyampaikan salam dan rasa terima kasih dari Jokowi karena pemerintahan Trump telah memperpanjang fasilitas GSP untuk Indonesia.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya atas nama Presiden Joko Widodo menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada Presiden Donald Trump. Apapun hasil resmi pemilu AS, pertemanan tetap perlu dijaga. Kita akan selalu menjadi kawan. Saya juga berharap komunikasi yang baik dengan Gedung Putih dapat juga terjalin setelah Januari 2021 nanti," ungkap Luhut dalam keterangan resminya, Rabu (18/11/2020).

Usai bertemu Trump, Luhut menemui Wakil Presiden AS Mike Pence. Dalam pertemuan itu, Luhut ditawarkan kerja sama produksi vaksin virus Corona (COVID-19) yang bisa digarap oleh perusahaan Indonesia dan AS.

ADVERTISEMENT

Setelah bertemu dengan Pence, Luhut menemui National Security Advisor (NSA), Robert O' Brien. Luhut dan O'Brien membahas kemitraan strategis antara Indonesia dan AS di bidang pertahanan dan teknologi, serta bertukar pandangan mengenai geopolitik global.

Keesokan harinya, tepatnya pada pada Rabu (18/11), Luhut menemui Presiden EXIM Bank AS Kimberly Reed. Luhut didampingi oleh Duta Besar (Dubes) Indonesia untuk AS Muhammad Lutfi.

Berlanjut ke halaman berikutnya.

Dalam pertemuan itu, pemerintah kedua negara langsung menandatangani Nota Kesepahaman atau Memorandum of Understanding (MoU) mengenai pendanaan infrastruktur dan perdagangan senilai US$ 750 juta atau sekitar Rp 10,57 triliun (kurs Rp 14.106).

Nilai pendanaan itu meningkat dari sebelumnya sebesar US$ 500 juta atau sekitar Rp 7 triliun pada tahun 2017-2018.

Kimberly mengatakan, perjanjian tersebut merupakan capaian yang signifikan guna memperkuat partisipasi AS dalam pembangunan di Indonesia pada sektor energi, infrastruktur, transportasi, teknologi informasi dan komunikasi, pelayanan kesehatan, dan lingkungan.

"MoU ini mencerminkan betapa pentingnya Indonesia bagi Pemerintah AS," ujar Kimberly dalam keterangan resmi yang diterima detikcom, Kamis (19/11/2020).

Kerja sama pendanaan ini akan memperluas peluang bagi RI dan AS untuk bekerja sama dalam pengadaan barang dan jasa untuk proyek-proyek pemerintah, juga akan mendorong peluang pengembangan usaha, antara lain di sektor infrastruktur, transportasi, energi, infrastruktur rantai pasokan pertambangan, lingkungan hidup, teknologi komunikasi dan informasi, keselamatan dan keamanan, layanan kesehatan, dan informasi geospasial.


Hide Ads