Namun, ia mengaku penjualannya saat ini mulai menunjukkan pemulihan. Ia mengatakan, di bulan Oktober lalu ketika dana Kartu Jakarta Pintar (KJP) cair, cukup banyak yang membeli seragam di tokonya.
"Kalau belakangan ini sudah lumayan, tapi belum normal. Omzet turunnya kalau sekarang 50%. Tapi mendinglah dibandingkan bulan-bulan sebelumnya. Karena bulan kemarin KJP cair, lumayanlah yang belanja," tutur Adi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain Adi, Naya (32) yang juga pedagang seragam di Pasar Palmerah mengatakan, dampak pandemi menyebabkan omzetnya turun lebih dari 50%. Meski begitu, ia cukup tertolong karena di tokonya juga menjual pakaian wanita dewasa, dan pakaian kerja.
"Saya jual baju biasa juga, fokus ke seragam juga. Kalau yang beli seragam ya 1-2 ada," jelas Naya kepada detikcom.
Tak hanya pedagang seragam, Zamzul Anwar (26) yang berdagang kaos kaki dan gesper untuk anak sekolah juga mengalami penurunan omzet yang luar biasa.
"Sampai sekarang omzet masih jatuh 80%. Padahal kalau memasuki tahun ajaran baru sebelum Corona, saya bisa dapat Rp 750.000-1.000.000 per hari itu dari kaos kaki anak sekolah, dan peralatan lain seperti gesper," tutup Zamzul.
(fdl/fdl)