Lebih lanjut, Susiwijono memaparkan perkembangan terkini program tersebut. Dari total 5,9 juta penerima program bantuan tersebut, sebanyak 5,4 juta orang di antaranya telah membeli pelatihan yang disediakan. Namun, baru 5,1 juta peserta yang telah menyelesaikan pelatihannya.
Untuk itu, Susiwijono mengimbau peserta yang belum menyelesaikan pelatihan tersebut agar segera menyelesaikannya. Supaya bantuan yang diharapkan bisa segera dicairkan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Setelah itu, Susiwijono merinci bahwa dari 5,9 juta penerima, 87% di antaranya berpendidikan SMA ke atas, 77% berusia antara 18-35%, 81% belum pernah mengikuti pelatihan atau kursus sebelumnya, dan 88% mengatakan tidak bekerja menurut persepsinya.
Sementara itu, provinsi penerima terbanyak program kartu prakerja adalah berasa dari Jawa Barat, Jawa Timur kemudian disusul DKI Jakarta dan Jawa Tengah sedangkan yang paling sedikit adalah provinsi Papua Barat, Maluku Utara dan Kalimantan Utara.
Dari total 1.663 pelatihan yang paling diminati adalah penjualan dan pemasaran, gaya hidup, manajemen, makanan dan minuman, bahasa asing, keuangan, sosial dan perilaku. Lalu, terkait dengan insentif sebanyak 79% dari penerima memilih e-wallet sebagai rekening untuk menerima insentif.
"Hal ini menunjukkan bahwa program ini mendorong percepatan inklusi keuangan dengan banyaknya penerima yang sebelumnya tidak memiliki rekening bank atau e-wallet sama sekali kini dengan bergabung kartu prakerja mereka memiliki rekening bank dan e-wallet," timpalnya.
(fdl/fdl)