Menaker Kecewa sama Kartu Prakerja, Lho Kenapa?

Menaker Kecewa sama Kartu Prakerja, Lho Kenapa?

Trio Hamdani - detikFinance
Rabu, 25 Nov 2020 17:10 WIB
Menteri Ketenagakerjaan, Ida Fauziyah meluncurkan Program Pelatihan Management Pencegahan COVID-19 (MangCovid) di Indramayu, Jawa Barat.
Foto: Dok. Kemnaker
Jakarta -

Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Ida Fauziyah menyayangkan keputusan yang diambil Manajemen Pelaksanaan (PMO) Kartu Prakerja. Dengan nada kecewa, Ida Fauziyah mengungkapkan bahwa usulan Kementerian Ketenagakerjaan agar 2,1 pekerja terdampak pandemi COVID-19 mendapatkan karpet merah mengikuti program Kartu Prakerja tak berjalan seperti yang diharapkan.

"Kami memang sangat menyayangkan keputusan dari PMO, dari data pekerja yang terdampak sebanyak 2,1 juta dan diperintahkan oleh Bapak Presiden langsung, dan mendapatkan karpet merah seharusnya ternyata hanya sebagian kecil yang diterima," kata Ida dalam rapat kerja dengan Komisi IX DPR RI secara virtual, Rabu (25/11/2020).

Jadi, Kemnaker telah mengidentifikasi pekerja yang terdampak pandemi COVID-19 sebanyak 2,1 juta orang. Mereka lalu diusulkan mendapat program Kartu Prakerja.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dari 2,1 juta yang diusulkan, Ida menjelaskan hanya 95.559 orang yang lolos untuk mengikuti program Kartu Prakerja. Mereka itu merupakan pekerja terdampak pandemi yang diusulkan oleh DPR, NU, dan Dinas Ketenagakerjaan di daerah. Sementara usulan Muhammadiyah tidak ada yang masuk sama sekali.

"Dari 2,1 juta ini tentu ada beberapa treatment pemerintah melalui program Kartu Prakerja, yang ini diarahkan untuk mereka yang lebih diprioritaskan pada waktu itu arahan Bapak Presiden, diprioritaskan kepada mereka yang di-PHK, dirumahkan, dan Bapak Presiden meminta 2,1 juta ini mendapatkan prioritas," ungkapnya.

ADVERTISEMENT

Dia menjelaskan program Kartu Prakerja bersifat terbuka sehingga siapa saja bisa mendaftar, dan peserta yang lolos ditentukan oleh sistem.

"Memang kalau dilihat secara keseluruhan dari 2,1 juta itu mereka yang terakomodir di program Kartu Prakerja itu hanya 95 ribu saja, dari 2,1 juta itu. Selebihnya memang karena kompetisinya kompetisi terbuka, siapa yang lebih cepat mengakses program Kartu Prakerja dengan berbagai syarat yang diatur oleh PMO, merekalah yang kemudian mendapatkan kesempatan," paparnya.

Ida menjelaskan pihaknya sudah berusaha semaksimal mungkin. Namun, pihaknya tidak bisa berbuat banyak karena program tersebut tidak di bawah Kementerian Ketenagakerjaan, melainkan di bawah PMO Kartu Prakerja.

"Oleh karena itu, melihat itu, kami mengusulkan kepada Kementerian Keuangan, mereka yang tidak terakomodasi dalam program Kartu Prakerja ini difasilitasi oleh Kementerian Ketenagakerjaan untuk dilakukan, satu, mirip-mirip sebenarnya, pelatihan vokasi ataupun dalam bentuk perluasan kesempatan kerja," tambahnya.


Hide Ads