Aplikasi Jasa Pengiriman Ambil Untung Gede, Restoran Kelabakan

Aplikasi Jasa Pengiriman Ambil Untung Gede, Restoran Kelabakan

Aulia Damayanti - detikFinance
Senin, 30 Nov 2020 10:50 WIB
LONDON, ENGLAND - FEBRUARY 16: An Uber Eats rider cycles through central London on February 16, 2018 in London, England. Millions of part-time and flexible workers in the so-called gig economy are to receive new rights including sick and holiday pay under a new government reform. (Photo by Jack Taylor/Getty Images)
Foto: Jack Taylor/Getty Images
Jakarta -

Sejumlah restoran di Amerika Serikat (AS) menganggap jasa pengiriman online seperti Grubhub dan Uber Eats menarik biaya terlalu besar, yakni 30% per pesanan untuk pengiriman. Biaya yang besar ini dianggap dapat mengurangi keuntungan restoran.

Namun, sejumlah restoran tidak memiliki pilihan lain. Seperti restoran pizza Palombino, mereka dulu memiliki fasilitas pengiriman sendiri tetapi setelah kehadiran aplikasi pengiriman seperti Seamless, orang lebih memilih memesan melalui aplikasi itu. Seamless disebut telah mematikan fasilitas pengiriman Palombino sekitar 80%.

Dikutip dari CNN, Senin (30/11/2020) kini sejumlah restoran AS berupaya mencari alternatif lain untuk meningkatkan keuntungan. Seperti mengeluarkan beberapa diskon jika pelanggan mau datang langsung untuk memesan dan mengaktifkan atau membuat pengiriman dari restoran itu sendiri.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut restoran AS upaya-upaya itu membantu, tetapi tidak cukup untuk mengubah tingginya minat orang untuk memesan makanan dari aplikasi pengiriman lainnya.

Satu contoh pada restoran pizza Motorino mereka memberikan penawaran. Jika memesan dua pai pizza dari salah satu dari tiga lokasi NYC Motorino melalui telepon, pelanggan mendapatkan satu pai secara gratis. Motorino mengiklankan spesial secara online dan di kotak pizzanya.

ADVERTISEMENT

Sedangkan restoran burger 5 Napkin Burger menawarkan, jika pelanggan makan di restoran atau memesan langsung bisa mendapatkan burger khusus hari itu. Selain itu, restoran juga telah membebaskan biaya pengiriman untuk beberapa pesanan untuk pelanggan jika menggunakan situs web mereka sendiri.

Sejak pandemi melanda, orang AS terpaksa untuk tinggal di rumah. Restoran di seluruh wilayah dipaksa ditutup untuk menahan penularan COVID-19. Hal itu mendorong restoran ramai-ramai mendaftarkan diri ke aplikasi pengiriman online untuk meningkatkan penjualan.

CEO Grubhub Matt Maloney menyebutkan bahwa banyak restoran baru telah mendaftar untuk layanannya sejak pandemi. Sebuah laporan yang dirilis oleh Technomic dan Uber Eats pada bulan Juli menemukan lonjakan 27% pada operator restoran yang menggunakan layanan pengiriman pihak ketiga sejak pertengahan Maret.

Beberapa layanan pengiriman online mengklaim biaya yang mereka berikan kepada restoran tidak terlalu besar sebab mereka juga ingin membantu restoran dari dampak pandemi. Di Denver, New York City, Los Angeles, dan tempat lain, para pejabat memilih untuk memberlakukan batasan darurat dengan menetapkan biaya dari penyedia pengiriman online maksimal 15%.

Juru bicara Uber Eats menunjukkan bahwa meskipun layanan tersebut mengenakan biaya 30% per pesanan untuk pengiriman, biaya tersebut turun menjadi 15% jika restoran menggunakan driver mereka sendiri. Grubhub, dan Seamless juga memperbolehkan restoran menggunakan driver sendiri untuk menghindari biaya yang besar.

Aplikasi DoorDash Storefront, yang juga membantu restoran mendirikan toko online memberikan keringanan dengan memfasilitasi negosiasi pada tarif yang akan didapat restoran.


Hide Ads