Perang wine sedang berlangsung dengan latar belakang kemerosotan yang lebih luas dalam hubungan kedua negara itu. Australia telah mengecewakan China tahun ini dengan menyerukan penyelidikan tentang asal-usul pandemi virus Corona. Beijing kemudian menargetkan Canberra atas perdagangan, yaitu dengan menangguhkan beberapa impor daging sapi dan memberlakukan tarif tinggi pada jelai atau barli yakni sejenis serealia untuk pakan ternak.
Tarif wine baru itu akan mulai berlaku pada hari Sabtu mendatang. Setelah pengumuman tersebut, beberapa kapal kontainer yang sedang dalam perjalanan ke daratan China pun harus putar balik, kembali ke Australia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pesanan dibatalkan, pesanan ditangguhkan. Tidak ada yang mau mengambil bea impor tambahan. Intinya pasar akan ditutup untuk kita," kata Battaglene.
Pada hari Senin, pembuat anggur terkemuka Australia, Treasury Wine Estates mengumumkan rencana darurat. Perusahaan akan mulai mengalihkan pengirimannya dari China ke pasar lain, seperti Amerika Serikat, Eropa dan negara-negara Asia lainnya, setelah mengetahui produknya akan dikenakan tarif 169,3%.
Baca juga: Tur Virtual ke Melbourne, Ini Itinerarynya |
(das/hns)