800 Produsen Wine Australia Terpukul Gegara China Patok Tarif 212%

800 Produsen Wine Australia Terpukul Gegara China Patok Tarif 212%

Danang Sugianto - detikFinance
Senin, 30 Nov 2020 22:38 WIB
Lowongan Pencicip Wine dengan Bayaran Rp 3,8 Juta
Ilustrasi/Foto: Metro
Jakarta -

China mematok tarif masuk yang besar untuk produk wine dari Australia. Kini para pembuat wine dari Australia harus menemukan pasar baru untuk menggantikannya.

Melansir CNN, Senin (30/11/2020), pemerintah China pekan lalu memutuskan untuk memberlakukan tarif hingga 212% untuk produk wine asal Australia.

CEO Australian Grape and Wine, Tony Battaglene mengatakan, keputusan itu telah membahayakan bisnis mereka di China daratan. Sebanyak 800 produsen anggur di Australia yang telah menggantungkan bisnisnya di pasar China. Sementara mereka tidak memiliki pasar cadangan untuk mempertahankan bisnisnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kami terkejut, kami terkejut. Dengan tingkat tarif sementara ini, pada dasarnya mereka akan menutup pasar untuk wine Australia. Tidak mungkin kami dapat bersaing dengan tarif sebesar itu," kata Battaglene.

Kementerian Perdagangan China hari Jumat mengumumkan bahwa keputusan itu dibuat setelah menemukan bukti awal adanya dumping. Para pejabat Australia dengan getir memprotes langkah tersebut, dengan mengatakan bahwa China tidak dapat memberikan bukti atas tuduhan itu.

ADVERTISEMENT

Segera klik halaman selanjutnya

Perang wine sedang berlangsung dengan latar belakang kemerosotan yang lebih luas dalam hubungan kedua negara itu. Australia telah mengecewakan China tahun ini dengan menyerukan penyelidikan tentang asal-usul pandemi virus Corona. Beijing kemudian menargetkan Canberra atas perdagangan, yaitu dengan menangguhkan beberapa impor daging sapi dan memberlakukan tarif tinggi pada jelai atau barli yakni sejenis serealia untuk pakan ternak.

Tarif wine baru itu akan mulai berlaku pada hari Sabtu mendatang. Setelah pengumuman tersebut, beberapa kapal kontainer yang sedang dalam perjalanan ke daratan China pun harus putar balik, kembali ke Australia.

"Pesanan dibatalkan, pesanan ditangguhkan. Tidak ada yang mau mengambil bea impor tambahan. Intinya pasar akan ditutup untuk kita," kata Battaglene.

Pada hari Senin, pembuat anggur terkemuka Australia, Treasury Wine Estates mengumumkan rencana darurat. Perusahaan akan mulai mengalihkan pengirimannya dari China ke pasar lain, seperti Amerika Serikat, Eropa dan negara-negara Asia lainnya, setelah mengetahui produknya akan dikenakan tarif 169,3%.


Hide Ads