Jurus Jokowi Agar Proyek Food Estate Tak Gagal Seperti di Era Soeharto

Jurus Jokowi Agar Proyek Food Estate Tak Gagal Seperti di Era Soeharto

Danang Sugianto - detikFinance
Kamis, 03 Des 2020 16:26 WIB
Presiden Joko Widodo (kanan) didampingi Menteri Pertahanan Prabowo Subianto (kiri), Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (kedua kiri) dan Menteri PUPR Basuki Hadimuljono (kedua kanan) meninjau lahan yang akan dijadikan Food Estate atau lumbung pangan baru di Kapuas, Kalimantan Tengah, Kamis (9/7/2020). Pemerintah menyiapkan lumbung pangan nasional untuk mengantisipasi krisis pangan dunia. ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/aww.
Foto: ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A
Jakarta -

Program Food Estate yang digagas Presiden Joko Widodo (Jokowi) ternyata memiliki kemiripan dengan proyek pangan di era Presiden Soeharto. Bukan hanya mirip, sebagian besar lahan Food Estate memang merupakan bekas proyek pangan di era Orde Baru.

Proyek pangan era Soeharto yang dimaksud adalah proyek Pengembangan Lahan Gambut (PLG) dengan misi mengubah 1 juta hektare (ha) lahan gambut dan rawa untuk menjadi sawah. Proyek PLG juga digarap di lokasi yang sama yakni Kalimantan Tengah.

Kepala Staf Kepresidenan, Moeldoko mengakui lahan Food Estate yang berada di Kabupaten Pulang Pisau, merupakan lokasi yang sama dari pelaksanaan proyek PLG Soeharto. Menurut Moeldoko bekas lahan dari proyek PLG yang gagal justru membuat tanah di sana semakin baik.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Masyarakatnya saat ini berada di Pulang Pisau itu juga bagian dari program yang lama. Dengan berprosesnya waktu maka sekarang petani sudah bisa bagus lahannya, karena mungkin ditanam yang berulang-ulang sehingga tanahnya menjadi sempurna," ucapnya saat berbincang dengan detikcom.

Dulu, Soeharto bahkan sempat mengeluarkan Keputusan Presiden (Keppres) No. 82 tentang proyek PLG. Berbagai persiapan sudah dilakukan, bahkan saat itu ada transmigran yang sengaja berpindah ke Kalteng untuk menggarap proyek itu.

ADVERTISEMENT

Namun proyek PLG berakhir gagal total. Sebagian besar lahan yang sudah dibuka tak berhasil dipanen. Penyebabnya kekeringan karena irigasi yang gagal.

"Ini juga ada sebagian wilayah yang dulu pernah digarap oleh masyarakat, tetapi karena arus air yang tidak termanage dengan baik maka akhirnya tanah itu menjadi idle. Nah sekarang ini pemerintah datang ke sana, membantu masyarakat," kata Moeldoko.

Untuk memastikan proyek ini tidak gagal seperti PLG di Orde Baru, Jokowi sudah memberikan tugas Kementerian PUPR untuk membuat sistem irigasi yang baik.

"Bahkan ke depannya irigasi akan bersifat digital. Jadi pasang surutnya air itu dikendalikan oleh teknologi," tambahnya.

Kedua, lanjut Moeldoko, pemerintah menyiapkan jalur produksi yang baik dengan mementingkan efisiensi yang tinggi. Kementerian Pertanian ditugasi menyiapkan proses budidayanya.

"Bagaimana mengelola lahannya, karena ini mekanisasi semuanya. Berikutnya bagaimana menyiapkan benihnya, pupuknya, karena di sana ada kelompok tani dengan CPCL (Calon Petani dan Calon Lokasi) mereka bisa mengajukan kepada Kementerian Pertanian dan ini sudah berjalan," terangnya.

Selain itu program Food Estate ini kata Moeldoko bukan hanya melibatkan para petani tapi juga teknologi dalam pengelolaannya.


Hide Ads