Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan pelebaran defisit APBN merupakan konsekuensi bagi seluruh negara yang terdampak pandemi COVID-19. Pelebaran defisit juga tidak hanya terjadi di Indonesia melainkan hampir semua negara di dunia.
Sri Mulyani mengatakan, pelebaran defisit APBN mengakibatkan rasio utang pemerintah terhadap produk domestik bruto (PDB) meningkat. Namun demikian, dirinya memastikan rasio utang masih berada di level yang terkendali.
"Jadi artinya memang kita tadinya APBN kita defisitnya sekitar Rp 300 triliun atau 1,7% dari GDP menjadi 6,3%, yang tadi Rp 300 triliun menjadi lebih dari Rp 1.000 triliun," kata Sri Mulyani dalam acara Blak-blakan bersama detikcom, Rabu (9/12/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pelebaran defisit APBN, dijelaskan Sri Mulyani karena pemerintah membutuhkan anggaran belanja yang lebih besar dan di satu sisi sumber penerimaan negara yang berasal dari pajak, bea dan cukai, serta PNBP menurun akibat terdampak COVID-19.
Sri Mulyani mengungkapkan selama pandemi pemerintah sudah memberikan banyak bantuan kepada enam sektor seperti kesehatan, dukungan usaha, dukungan UMKM, pembiayaan korporasi, perlindungan sosial, dan dukungan sektoral K/L dan pemerintah daerah. Anggaran bantuan di enam klaster ini mencapai Rp 695,2 triliun dan masuk sebagai program pemulihan ekonomi nasional (PEN).
"Kalau dari sisi penerimaannya meski kita memberikan berbagai insentif perpajakan itu tapi perusahaan dan individu mengalami penurunan, dari volume, pekerjaan mereka, penerimaan mereka bahkan ada yang sampai sudah hampir tutup," katanya.
"Jadi konsentrasi pemerintah bagaimana rakyat dan perusahaan-perusahaan itu bisa survive, karena kita tidak ingin ekonominya mengalami kerusakan yang permanen akibat COVID. Itu yang harus dihindarkan, kalau mengalami shock iya pasti, tapi jangan sampai karena shock ini terjadi permanent damage atau kerusakan permanen. Nah di sinilah APBN masuk sebagai salah satu yang menjadi bumper terhadap shock," tambahnya.
Jadi rasio utang terhadap PDB masih aman nggak? Sri Mulyani jelaskan di halaman berikutnya.
Simak Video "Utang Pemerintah Bengkak, Ini Penjelasan Sri Mulyani"
[Gambas:Video 20detik]