COVID Bikin Rasio Utang RI Bengkak, Masih Aman Nggak Bu Sri Mulyani?

COVID Bikin Rasio Utang RI Bengkak, Masih Aman Nggak Bu Sri Mulyani?

Hendra Kusuma - detikFinance
Rabu, 09 Des 2020 09:56 WIB
Menkeu Sri Mulyani mengikuti rapat kerja dengan Komite IV DPD. Dalam rapat tersebut, Sri Mulyani menjelaskan polemik desa fiktif di Sulawesi Tenggara.
Foto: Lamhot Aritonang

Meski defisit APBN melebar, Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini memastikan rasio utang pemerintah terhadap PDB masih terkendali dengan baik. Sri Mulyani mengatakan konsekuensi pemenuhan kebutuhan anggaran belanja negara membuat rasio utang meningkat ke level 36% sampai 37%.

Peningkatan rasio utang pemerintah menjadi 36% sampai 37% terhadap GDP, dikatakan Sri Mulyani masih jauh lebih terkendali dibandingkan negara-negara lain yang terdampak COVID-19. Dia mencontohkan seperti Kanada, Inggris, dan negara eropa lainnya.

"Indonesia (defisit) 6,34% untuk penanganan COVID saja kita pakai 4,2% dari GDP artinya kalau utang kita ada di 30% dari GDP kita mungkin naik ke 36-37% dari GDP dimana 4,2% untuk penanganan COVID sendiri," ujarnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kalau seperti Inggris, Kanada, atau di Eropa itu utangnya sudah di 90% atau 80% dan sekarang nambah 20% atau 15% jadi sudah mendekati 100%," tambahnya.

Kementerian Keuangan mencatat total utang pemerintah mencapai Rp 5.877,71 triliun hingga Oktober 2020. Angka itu meningkat Rp 120,84 triliun dari bulan sebelumnya bahkan naik Rp 1.121,58 triliun jika dibandingkan dengan Oktober 2019 yang sebesar Rp 4.756,13 triliun.

ADVERTISEMENT

Dengan total utang pemerintah yang mencapai Rp 5.877,71 triliun maka rasio utang pemerintah menjadi 37,84% terhadap PDB di Oktober 2020.



Simak Video "Utang Pemerintah Bengkak, Ini Penjelasan Sri Mulyani"
[Gambas:Video 20detik]

(hek/ang)

Hide Ads